Saya memang bukan seorang pembatik. Saya hanya penikmat karya seni batik. Tentu, pandangan saya sangat berbeda dengan seorang pembatik ketika mengulas tentang batik.
Sebagaimana ketika saya mengulas sebuah karya sastra, novel misalnya, tentu pandangan saya pun akan berbeda dengan penulis novelnya.
Tetapi, apakah seorang penulis novel perlu menyampaikan maksud dari kisah yang ditulisnya? Bisa iya, bisa tidak. Bergantung kemauan sang penulis novelnya dan kebutuhan audiennya.
Namun, jika penulis novel itu mengungkapkan maksud yang ingin disampaikan dalam novel karyanya, untuk apa dia menulis novel.
Sebagaimana telaah atau kajian sastra, di dalamnya mengenal empat pendekatan, yaitu objektif, mimetik, pragmatik, dan ekspresif.
Pendekatan objektif menelaah karya sastra hanya pada objek karyanya, tanpa memerhatikan siapa pengarangnya, hubungan karya sastra dengan fakta sosial dan budaya, maupun hal-hal lain di luar teks sastra.
Jadi, pendekatan ini murni membedah teks. Terutama berkenaan dengan jalinan unsur-unsur yang ada di dalam teks itu sendiri.
Sedang pendekatan mimetik mengandaikan jika suatu karya sastra berkaitan dengan fakta sosial budaya yang menjadi asal kemunculan karya sastra.
Maka, kajian ini akan mengetengahkan kaitan antara karya sastra dengan zaman, peristiwa tertentu, atau pula kehidupan yang berlaku di suatu masyarakat. Pendekatan ini memandang, bahwa teks sastra merupakan miniatur dunia atau semacam tiruan dunia.
Lain halnya dengan pendekatan pragmatik. Pendekatan ini lebih mengutamakan bagaimana respons audien atau pembaca sebuah karya sastra. Termasuk di dalamnya, pengaruh karya sastra terhadap cara pandang pembacanya.