Lihat ke Halaman Asli

Ribka Hutauruk

blogger, dreamer

Apakah Memberi Harus di Saat Kita Kaya?

Diperbarui: 27 Juni 2020   13:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saya punya teman baik yang senang cerita kepada saya. Pada saat terkena bencana karna salah satu anggota keluarganya dipanggil, dia bercerita kepada saya beberapa hal yang membuat dia merasa sedih dan bisa menilai seperti apa saudaranya disaat dia sedang susah.

Teman saya kebetulan dulunya berada di level ekonomi menengah ya mungkin belom ekonomi menengah keatas, tapi dia tau dia berada di ekonomi menengah keatas ketika saat banyak orang yang mengaku jadi saudaranya. Semua saudara mendadak ramah ke dia.

Tapi ketika dia berada dibawah, tebak apa yang terjadi? Ya benar sekali, saudara pun menjauh. Paling parah sebenernya saat anggota keluarga intinya meninggal, lucunya keluarganya tidak ada yang memberi bantuan. Sedikitpun. Dia cerita bahwa keluarganya banyak yang punya mobil baru, tapi pas ada anggkota keluarganya meninggal. Keluarganya yang selalu mengaku kaya ini tidak ada yang memberi uang. Cuma tertawa saja sih dia bercerita karna orang yang suka mengaku kaya ini, ternyata bermental miskin karna ketika melihat saudaranya susah. Mereka tidak memberi uang.

Dia cerita keluarga dari bapaknya memang seperti itu, cuma ya sudahlah. Itu cuma dijadikan pelajaran. Bahwa orang-orang yang kebetulan berada di sekitar kita ketika kita senang, belom tentu ada disisi kita ketika kita susah. Tapi dia sangat bersyukur dihadapkan dengan musibah berupa sedikit kesusahan, karna dengan begitu dia bisa tau siapa saudara sesungguhnya. Bukan sekedar saudara yang akan datang disaat senang. Kadang memang kita dihadapkan dengan kesusahan agar tau bagaimana wajah sesungguhnya seseorang itu. Jadi cukup tau merupakan sebuah kalimat yang tepat.

Saya pribadi menilai ketika kita bisa memberi uang disaat ada saudara yang terkena kedukaan itu bukan berarti kita kaya. Kita memberikan uang atau makanan atau apapun sebagai tanda kita perduli, bukan tanda kita kaya. Cuma sebagian manusia memang teruji disaat-saat susah. Bukan disaat senang atau kaya.

Sekarang teman saya bisa dibilang sudah tidak punya perasaan dendam ataupun perasaan apapun lagi, karna dia kebetulan sudah mengalami beberapa fase kehidupan. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline