PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DAN PENDIDIK DALAM MEMOTIVASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
Oleh : Ria Wahyu Nurdiani
Pada jaman yang sudah serba canggih ini, semua kebutuhan dan pekerjaan menjadi lebih mudah. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) berkembang begitu pesat, namun demikianlah teknologi yang mempunyai banyak dampak negatif. Dalam dunia pendidikan terutama jenjang sekolah dasar, peserta didik yang seharusnya mendapatkan motivasi dari pendidik dan orangtuanya namun justru termotivasi oleh teknologi yang tidak mendidik.
Motivasi itu sendiri merupakansuatu dorongan perasaan yang berasal dari dalam individu maupun dari luar individu untuk membangkitkan dan mengarahkan pada sebuah tingkah laku individu tersebut. Setiap anak membutuhkan motivasi untuk belajar dan menumbuhkan semangat demi mencapai keberhasilan, dimana motivasi itu sendiri merupakan syarat utama dalam belajar. Dengan adanya motivasi, peserta didik akan terdorong untuk belajar sehingga hasil belajarnya dapat dimaksimalkan. Namun sebaliknya, kurangnya motivasi menyebabkan peserta didik jenuh terhadap pelajaran, merasa tertekan, serta tidak menikmati usianya, dimana jenjang sekolah dasar adalah lanjutan dari jenjang Taman Kanak – Kanak yang masih ingin menikmati dunia bermainnya. Dunia anak adalah dunia bermain , anak tidak belajar sambil bermain melainkan belajar melalui bermain. Oleh sebab itu, orangtua maupun pendidik sangat dibutuhkan untuk memberi motivasi kepada anak atau peserta didik dengan benar – benar memperhatikan motivasi seperti apa yang sesuai dengan setiap tahap perkembangan anak atau peserta didik tersebut.
Orangtua memiiki peranan penting dalam hal memotivasi anak. Karena orangtua adalah orang yang paling dekat dengan anak, yang paling mengetahui perkembangan anak, dan memahami keinginan anak. Orangtua dapat memberikan motivasi kepada anak sesering mungkin karena anak lebih banyak di rumah daripada di sekolah. Namun kenyataannya tidak demikian, keberadaan sekolah membuat para orangtua merasa sudah melakukan kewajibannya. Mengantar dan menjemput anak sekolah, membayar tunjangan dan memfasilitasi seragam serta alat tulis sekolah kepada anak bagi kebanyakan orangtua adalah sudah merasa sangat cukup. Mereka beranggapan bahwa mendidik serta memotivasi anak adalah sepenuhnya tugas pendidik. Demikian pun dengan pendidik yang seharusnya mampu memotivasi anak dimana pendidik menjadi fasilisator, mediator, bahkan teman bagi anak justru menjadi bayang – bayang menakutkan dan membosankan dipikiran anak.
Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan oleh orangtua maupun pendidik untuk memotivasi anak atau peserta didik agar semangat dalam belajar antara lain :
1.Guru atau pendidik mengadakan kompetisi atau persaingan siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya.
2.Baik orang tua atau pendidik sebaiknya sering memberikan pujian, hukuman, hadiah, maupun perhatiannya kepada anak untuk mendorong semangat belajarnya.
3.Membantu kesulitan belajar yang sedang dialami oleh anak.
4.Pendidik sebaiknya mengunakan beberapa metode yang bervariasi dan lebih menarik mungkin agar dalam proses pembelajarannya dapat berjalan lancar sehinga materi yang disampaikan dapat di pahami oleh peserta didik.
5.Orangtua sebaiknya menyediakan alat atau fasilitas yang dibutuhkan oleh anak – anaknya.
6.Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
Tugas orangtua dan pendidik tidak jauh berbeda, bahkan dengan kerjasama antara kedua belah pihak tersebut akan semakin menjamin tumbuh kembang serta termotivasinya anak dalam belajar. Pihak sekolah sebaiknya rutin mengadakan parenting day atau parenting education demi terkomunikasinya perkembangan anak di sekolah. Sehingga kerjasama antara orangtua dan pendidik dalam memotivasi anak dapat berjalan dengan lancar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H