Lihat ke Halaman Asli

Tsunami Jepang Membawa Pesan Apa?

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kita semua prihatin dengan telah terjadinya gempa hebat di Jepang pada hari Jumat 11 Maret sekitar jam 16.00 yang juga menimbulkan tsunami.Gelombang pasang aetinggi sampai 10 meter akibat gempa tektonik 8,9 Skala Richter dengan epicentrum pada kedalaman 24 km lebih yang terletak sekitar 130 km sebelah timur kota Sendai, Honsu, di Timur Laut Jepang telah menyapu daratan di sekitarnya dengan hebat sehingga diduga puluhan ribu orang menjadi korban.Gelombang Tsunami itu bahkan sampai di perairan Utara Papua dan menyapu 20 rumah di Teluk Yotefa hari Sabtu 12 Maret sekitar pukul 21.00.

Tsunami yang dalam bahasa Jepang artinya adalah ombak besar di pelabuhan, membawa pesan apa pada kita di Indonesia?Dengan kejadian ini tentu kita perlu mencermati ha-hal yang berkaitan yang ada dalam negara kita.Upaya dan keseriusan mencermati alam dan mempersiapkan sikap mental dan prasarana/sarana manusia seperti ini lah yang telah menyelamatkan banyak manusia dan harta benda dari dampak gempa yang sudah jadi kebiasaan di Jepang.

Pertama, para ahli kita tentu sudah mengetahui aspek geologis keseluruhan bagian tanah air kita.Belajar dari pengalaman Jepang, kita sudah harus memperhatikan zonasi gempa dan potensi tsunami karena menurut seorang ahli gempa, saat ini kita sudh masuk dalam blok waktu pada mana kemungkinan akan terjadi gempa besar yang berperioda 200 tahunan.Meskipun banyak permukiman telah ada turun temurun di suatu daerah, namun dengan zonasi itu perlu dilakukan pengaturan kembali mana daerah yang berbahaya dan mana yang aman untuk didiami manusia.

Momentum bencana di Jepang ini dapat pula dimanfaatkan untuk membuat berbagai kebijakan dan program untuk mengantisipasi gempa serta mensosialisasikan implementasinya.Sebagaimana di Jepang, masyarakat di daerah prioritas yang beresiko tinggi seyogyanya dapat dibuat memahami bagaimana menghadapi situasi bencana gempa, tsunami, banjir, longsor, kebakaran, dan sebagainya melalui suatu standart operating procedures (SOP) yang baik dan mudah difahami. Pemahamannya tentu dapat kita mulai sejak dini melalui sekolah-sekolah dan penyuluhan pada masyarakat lainnya.

Pemerintah bersama berbagai komponen masyarakat seperti ormas dan LSM dapat pula membuat berbagai kemudahan (infrastructures) dan safety kits yang memperhatikan segala kemungkinan bencana.Dismping perkuatan kesadaran dan kelembagaan masyarakat secara mandiri, jalan-jalan masuk perkampungan san sumber air misalnya, hendaknya bisa dengan mudah melayani alat-alat pemadam kebakaran. Anak-anak juga sejak dini tahu apa yang harus dilakukannya jika terjadi kebakaran dan harus menyelamatkan diri dan menunggu di mana.

Sesungguhnya banyak pesan yang dibawa gelombang tsunami Jepang yang sampai ke negeri kita itu, jika kita peduli dan risau dengan keselamatan dan kemaslahatan masyarakat kita.Sambil menunggu langkah konkrit dari otoritas, mari kita mulai dengan melihat aspek keselamatan di rumah kita, lingkungan kita, dan memberikan pemahaman yang baik dan sama pada segenam anggota keluarga dalam rumah kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline