Kebiasaan untuk berimajinasi dan berfikir membuat sekelumit tanya tentang sebuah pemaknaan dasar tentang hidup,,,
Sebagian besar orang menganggap dirinya benar dan baik. Amat jarang orang yang menganggap dirinya tidak benar, karena itu tentu saja akan mengalahkan egonya sendiri sebagai manusia yang memiliki akal.
Mencoba untuk melihat semuanya dalam gambaran yang lebih komprehensif mungkin sedikit dapat membantu untuk melihatnya lebih baik dan utuh.
Pemaknaan sesuatu secara utuh itu dapat dipastikan akan mengurangi persentase kesalahan dalam memandang dan menilai. Sikap ini pun dianggap sebagian orang sebagai sikap yang tidak jelas ataupun tidak memihak alias tidak punya pendirian...
Entah apakah mereka paham menilai sebuah hakikat mengenai "kebijakan" jiwa.
Egopun akan mulai terpinggirkan jika keikhlasan untuk menerima perbedaan merasuk ke dalam sukma...
Hidup ini sengaja diciptakan Allah secara beragam...
Mungkin sudah saatnya kita memaknai keberagaman itu dengan lebih bijaksana, karena seyogyanya Allah memiliki maksud dan tujuan penciptaan semua aspek. Umar bin Khattab salah seorang Tokoh Islam yang begitu TEGAS pernah berkata bahwa: Saya benar namun memilki kemungkinan untuk salah, dan dia salah tapi memiliki kemungkinan untuk benar..
Contoh kecilnya adalah: Tidak akan dinilai KEBAIKAN seorang manusia jika TIDAK ada orang lain yang melakukan KEJAHATAN,,,jadi di satu sisi menjadi JAHAT itu adalah Pahala bagi orang "BAIK" dikarenakan TIDAK akan ada eksistensi pengakuan kebaikan jika semua orang di dunia ini adalah "BAIK"
Sehakikinya segala penilaian akhir itu disandarkan kepada yang berHak.
Inipun masih agak sulit untuk dikompromikan dengan jiwa,,,karena memang manusia tercipta untuk berada dalam proses itu. inilah keterbatasan yang dimaksudkan untuk dimiliki manusia sebagai kekurangannya menjadi Mahluk.