Lihat ke Halaman Asli

Rias Puji Astuti

Profil Penulis

Tulung Tumoto: Kenduri 1001 Tumpeng

Diperbarui: 8 Agustus 2022   12:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

PONOROGO -- Jumat malam tanggal 22 Juli 2022 dengan mengusung tema 'Nyawiji Ing Santosha, Njunjung Budaya, Amedhar Karya' gelaran Maneka Warna Tulung Tumoto (Keanekaragaman Desa Tulung) berhasil terselenggara dengan Kenduri 1001 Tumpeng sebagai puncak acara.
 Event yang terselenggara berkat kolaborasi antara Universitas Muhammadiyah Ponorogo dengan Pemerintah Desa Tulung Kecamatan Sampung tersebut, merupakan bentuk kontribusi dalam mengembangkan aspek lokalitas.

"Di Kabupaten Ponorogo, ada beberapa bentuk kebudayaan lokal yang masih dilaksanakan sampai saat ini, salah satunya kekayaan budaya desa. Kenduri menjadi salah satu tradisi di desa Tulung yang masih tersimpan dan lestari di 4 pedukuhan." BIBIT, Kepala desa Tulung.
 Dalam gelaran Maneka Warna Tulung Tumoto "kita melibatkan hampir seluruh elemen masyarakat termasuk santri. Kita tidak hanya mengkolaborasikan unsur Religi dan Budaya saja, tapi dimomen ini musik dan puisi juga menambah khidmat gelaran Maneka Warna Tulung Tumoto" Widhi, Penyelenggara.

Dokpri

Dalam kegiatan Kenduri 1001 Tumpeng yang juga merupakan bagian praktik kerja mahasiswa FISIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo, warga antusias turut serta menikmati tumpeng penuh harapan ini. Selain doa yang dikumandangkan, berebut tumpeng dan makan bersama menjadi simbol kebersamaan dan keutuhan.
'Kami melihat bahwa memang budaya kenduri ini memiliki potensi untuk bertransformasi kearah kenduri seni, dimana kenduri tidak hanya dipandang saklek tapi juga dimana budaya kenduri sendiri bisa memiliki nilai inovasi dan kreativitas'. Fiki, Pimpro.

Ketika gagasan Kenduri kami gulirkan. Ada banyak tanggapan yang muncul, salah satunya "Muhammadiyah kok kenduri ?". Tapi kembali pada dimana setiap tanggapan yang sifatnya subjektif, kami menilai bahwa gagasan ini dapat menjadi benang merah dari problem yang bisa didiskusikan panjang lebar, sambungnya.
Gelaran yang dihadiri oleh Staf Ahli Bupati bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Kabupaten Ponorogo, mengapresiasi "pentingnya inovasi dalam berbudaya untuk terus hidup berkelanjutan," kata Joni.

Penulis : Azzahra Dinda Paramitha

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline