Manusia Indonesia berarti identitas manusia yang menghayati nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia. Istilah kemanusian Indonesia dipilih mengingat tidak mudahnya mendeskripsikan apa dan siapa manusia Indonesia yang sesungguhnya. Pendidikan Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk generasi penerus bangsa, sehingga dalam perkembangan pendidikan harus kembali kepada kodrat identitas bangsa Indonesia guna membentuk generasi bangsa yang bermoral dan berakar dari budaya lokal bangsa Indonesia serta mampu hidup harmonis dalam perbedaan. Namun yang diketahui bahwa manusia Indonesia yang kaya akan budaya dan tradisi, proses pembelajaran yang ideal harus mencerminkan nilai-nilai lokal dan juga relevansi dengan perkembangan zaman.
Proses pembelajaran yang ideal yang diidamkan sesuai dengan identitas manusia Indonesia yaitu harus mencerminkan kekayaan identitas bangsa yang berlandaskan pada Bhinneka Tunggal Ika, nilai-nilai Pancasila, aspek religiusitas, dan karakteristik pendidikan nasional. Pembelajaran dengan memuat berbagai aspek tersebut merupakan pembelajaran yang sangat diimkan,karena dengan memuat aspek tersebut dapat mengembangkan potensi peserta didik yang mana mereka dapat memahami diri mereka dan identitas diri. Dimana dalam hal ini peserta didik dapat diajak untuk memahami keberagaman budaya, suku, dan agama di Indonesia. Hal ini membantu mereka mengenal diri sendiri sebagai bagian dari bangsa yang besar dan menghargai perbedaan, dan tentunya menumbuhkan rasa toleransi yang tinggi antar peserta didik. Selain itu pengembangan potensi terhadap nilai-nilai moral dan karakter yang terdapat pada pembelajaran Pancasila.
Pembelajaran Pancasila menanamkan nilai-nilai moral seperti keadilan, kemanusiaan, dan persatuan. Hal ini membentuk karakter peserta didik menjadi pribadi yang bertanggung jawab, toleran, dan memiliki jiwa nasionalisme. Dan religiusitas membantu peserta didik mengembangkan spiritualitas dan nilai-nilai keagamaan. Hal ini memberikan landasan moral yang kuat dan membantu mereka menghadapi berbagai tantangan hidup, yang selalu dipegang teguh dan diyakini oleh setiap umat beragama. Pendidikan nasional mendorong peserta didik untuk mengembangkan keterampilan abad 21 seperti berpikir kritis, kreatif, berkomunikasi, dan berkolaborasi namun tetap berorientasi pada pembangunan karakter yang kuat.
- Kebhinekatunggalikaan dalam Pembelajaran
- Bangsa Indonesia terdiri dari ribuan suku bangsa yang saling bermasyarakat dan hidup secara harmonis. Oleh karena itu, kebhinekaan menjadi salah satu nilai dasar yang harus dipertahankan dalam sistem pendidikan nasional. Konsep pendidikan berdasarkan Kebhinekatunggalikaan artinya pendidikan menghargai keberagaman dalam masyarakat sebagai kekuatan dalam mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal dalam masyarakan dan pembelajaran. Seperti mengembangkan kurikulum yang mengapresiasi multikulturalisme, menciptakan lingkungan belajar yang menghargai perbedaan, serta membangun interaksi interaksi positif antar peserta didik dari berbagai latar belakang.
- Pancasila Sebagai Dasar Nilai
- Pancasila sebagai dasar negara juga secara otomatis menjadi dasar bagi pembentukan karakter bagi peserta didik. Dalam sistem pendidikan, Pancasila digunakan sebagai pedoman moral dan spiritual bagi para peserta didik. Ini membantu mereka membangun karakter yang baik serta memiliki komitmen yang kuat kepada nilai-nilai nasional. Sebagai contohnya dalam mata pelajaran yaitu pembelajaran Pendidikan Kewarganegaran yang mempelajari sila-sila Pancasila secara mendalam dan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Dan pada kurikulum merdeka ini dapat kita temui pada P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), yang mana pada kegiatan ini menekankan pada keaktifan peserta didik dan memiliki karakter yang kuat dan bernilai. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam menyelesaikan proyek yang relevan dengan kehidupan nyata. Contohnya seperti proyek pengembangan produk lokal, yang mana pada kegiatan ini peserta didik diharapkan dapat mengembangkan produk lokal yang bernilai ekonomis dan dapat dipasarkan. Nilai-nilai yang terkandung didalamnya yaitu mandiri, kreatif, dan gotong royong.
- Religiusitas dalam Pembelajaran
- Religiusitas merupakan salah satu aspek penting dalam budaya Indonesia. Agama sering digunakan sebagai pedoman spiritual dan etis bagi umat Islam, Kristen, Khatolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Utamanya dalam kehidupan sehari-hari religiusitas sangat erat dan hidup berdampingan dalam setiap aktivitas manusia, oleh karena itu pendidikan di Indonesia tentu mencerminkan dan mengamalkan nilai-nilai spiritual masing-masing. Sebagai contoh Pendidikan agama merupakan mata pelajaran wajib di semua jenjang pendidikan formal di Indonesia. Pendidikan agama bertujuan membentuk karakter peserta didik menjadi pribadi yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, serta memiliki nilai-nilai moral yang tinggi. Salah satu contoh yang saya temui di SDN 151/IV Kota Jambi, selain dari pelajaran wajib di sekolah, disetiap hari jumat juga selalu mengadakan yasinan dan sholat dhuha bagi yang beraga Islam dan ibadah bersama bagi yang beragama Kristen. Kegiatan keagamaan di sekolah, baik yasinan maupun kegiatan lainnya, memiliki peran penting dalam membentuk karakter peserta didik. Dengan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang tepat, kegiatan-kegiatan ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi peserta didik.
- Pendidikan Nasional
- Pendidikan nasional di Indonesia tidak hanya sekedar transfer pengetahuan, tetapi juga menjadi wadah untuk membentuk karakter dan identitas bangsa. Proses pembelajaran yang ideal harus mampu mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa, seperti yang tertuang dalam Pancasila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H