Lihat ke Halaman Asli

Membangun Peradaban Menulis Kreatif yang Dinamis dan Sesuai Kodrat

Diperbarui: 20 September 2022   15:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Membangun Peradaban Menulis Kreatif yang Dinamis dan Sesuai Kodrat

Oleh: Ria Ristiana Dewi

 

Kreatif berdasarkan KBBI adalah memiliki kemampuan untuk menciptakan. Dengan demikian, menulis kreatif dapat diartikan menulis yang memiliki kemampuan untuk menciptakan---membuat sesuatu yang berbeda. Kemampuan ini dimaksudkan untuk mendorong lahirnya inovasi. Teori ini menjelaskan kepada khalayak bahwa menulis kreatif tidak selalu dikatakan sebagai tulisan sastra. Menulis karya ilmiah yang membutuhkan pemikiran dan argumen pribadi dapat dimaknai sebagai wujud tulisan yang kreatif.  

Perkembangan menulis kreatif menuntut kita untuk melihat gerbang wadah menulis yang semakin marak. Sejak tahun-tahun era kemunculan internet, dunia kepenulis berubah mulai dari menulis menggunakan email dan dimuat di koran hingga menulis dengan wadah web maupun aplikasi.

Peradaban menurut KBBI adalah hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa. Sementara itu, menurut Albion Small dalam artikel karangan https://lambeturah.id/, peradaban adalah kemampuan manusia untuk mengendalikan dorongan dasar manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Kedua teori ini menunjukkan bahwa peradaban terkait dengan kebiasaan di masyarakat yang dapat menjadi tolak ukur ciri kesuksesan sebuah bangsa. Membangun peradaban artinya membangun kebiasaan itu agar dapat terwujud dan berpengaruh. 

Peradaban kerap mengalami dinamika. Hal ini tampak pada perubahan pengaruh suatu bangsa. Hal ini menunjukkan peradaban dapat terbentuk berbeda dari masa ke masa. Peradaban yang dinamis menuntut kreativitas juga mengalami perubahan. Ada banyak penyebab mengapa menulis juga perlu mengalami perubahan, diantaranya kondisi wadah menulis yang semakin bervariasi, pola pikir yang berubah seiring dorongan digitalisasi dan sosialisasi. Kebiasaan dan pola pikir yang berubah menuju zaman yang modern tidak seharusnya mengubah tingkah laku manusia yang keluar dari kodrat.

Kodrat menurut KBBI adalah  kekuasaan (Tuhan): manusia tidak akan mampu menentang---atas  dirinya sebagai makhluk hidup. Maka, manusia perlu memikirkan cara agar perubahan dalam menulis kreatif juga mampu menampung pemikiran-pemikiran yang religius. Hadirnya karakter tulisan yang keluar dari kodrat akan mendorong keluarnya manusia dari norma. Hal ini akan membuat peradaban menjadi sebuah mimpi yang tak mampu membangun kesuksesan sebuah bangsa. Untuk itulah, perlu bagi penulis membuat suatu perubahan yang tetap pada jalan kebenaran, kebenaran yang turun dari apa yang diatur oleh Tuhan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline