Lihat ke Halaman Asli

Fajriyah Ramadhani

Mahasiswa ekonomi syari'ah UIN khas Jember

Islamic Studies ; Studi Islam di Barat, Sejarah Perkembangan dan Keunikannya

Diperbarui: 21 Oktober 2024   08:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://jurnalistik.tsirwah.com/tag/belajar-studi-islam-di-barat/ 

Studi islam secara etimologis merupakan terjemahan dari bahasa Arab, yaitu dirasah islamiyah, sedangkan di Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies. Secara harfiah studi islam adalah kajian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan islam. Studi Islam secara sederhana dimaknai sebagai “kajian islam”. Pengertian Studi Islam sebagai kajian islam sesungguhnya memiliki cakupan makna dan pengertian yang luas. Hal ini wajar adanya sebab sebuah istilah akan memiliki makna tergantung kepada mereka yang menafsirkannya. 

kata Studi Islam sendiri merupakan gabungan dari dua kata, yaitu kata Studi dan kata Islam. Kata studi memiliki berbagai pengertian. Rumusan Lester Crow dan Alice Crow menyebutkan bahwa Studi adalah kegiatan yang secara sengaja diusahakan dengan maksud untuk memperoleh keterangan, mencapai pemahaman yang lebih besar, atau meningkatkan suatu ketrampilan.

Studi Islam merupakan upaya untuk mempelajari Islam secara mendalam, termasuk seluk-beluk yang berkaitan dengan agama Islam. Objek studi Islam meliputi: Wahyu berupa nash, Hasil pemikiran ulama, Praktik yang dilakukan oleh masyarakat muslim. Studi Islam adalah kajian sistematis dan terpadu tentang agama Islam, baik dari segi ajaran, sejarah, sumber, maupun praktiknya dalam kehidupan.

Perkembangan studi Islam di dunia Barat terjadi karena adanya hubungan dengan dunia muslim, misalnya saja melalui hubungan perguruan tinggi, penyalinan karya-karya ilmiah dari manuskrip-manuskrip Arab ke dalam bahasa Latin, dan lainnya. Dunia barat melakukan kajian yang mumpuni saat ini. Banyak karya-karya dari para ahli dunia barat. Ilmuan yang bernama Rbetorica, salinan karya Aristoteles (184-322 M) di dalam bahasa Arab, serta menyalin Poetic dan Etbica, karya Averroes (Ibnu Rusyd) yang merupakan salinan karya Aristoteles.

Dalam sejarah, setelah wafatnya Nabi Muhammad Islam sebagai agama, tradisi, budaya serta disiplin pemikiran berkembang cukup pesat sesuai dengan perkembangan masyarakat (sosial), ilmu pengetahuan, dan teknologi.  Meskipun diyakini Nabi muhammad dengan wahyu yang dibawanya telah merangkum semua hal yang berhubungan dengan kehidupan umat manusia. Namun umat islam dituntut untuk mampu merumuskan sendiri pemahaman serta penafsiran ajaran agama (pemikiran). Dalam hal ini menjadi perhatian yang sangat penting untuk umat muslim. Dalam ini maka perlu ada kajian studi islam.

ditinjau dari aspek sejarah, Jamali Sahrodi mengelompokkan studi Islam yang dilakukan oleh dunia barat dalam tiga tahapan.Yaitu tahap teologis, tahap politis dan tahap saintifik.(Jamali Sahrodi, 2008:43).

bagaimanakah tiga tahapan itu? 

Tahap Teologis Tidak dapat dipungkiri bahwa agama Islam merupakan agama yang yang sangat cepat perkembangannya pada Masa awal Islam. Inilah yang kemudian menimbulkan reaksi dari Kalangan pemeluk agama lain, termasuk Kristen, sebagai agama Yang ada lebih dahulu. Ada seorang teolog Kristen bernama St. John asal Damaskus pada masa dinasti Umayyah yang mengemban Amanat untuk mempelajari Islam baik dari sisi Alquran sebagai Sumber utama Islam maupun sumber-sumber lain. Usahanya Didukung dengan kemampuannya berbahasa arab dan bahasa Yunani serta keluasan penguasa Islam pada masa itu yang memberi Ruang terbuka bagi perdebatan teologis. Hasilnya, St. John Menganggap Islam sebagai ‘agama yang mengandung seribu satu Ajaran murtad.

Tahap Politik Tahap politik dimulai pada abad ke-12 ketika usaha studi Islam dilakukan lebih serius dengan tujuan misionaris. Tujuannya ialah, menghadapi peradaban Islam dengan cara Penerjemahan Alquran dan teks-teks Muslim lainnya. Disebabkan Oleh kuatnya pengaruh studi Islam pada masa awal, tahapan ini Juga masih diwarnai dengan unsur teologis berupa Mempertahankan keyakinan Kristen.

Tahap Saintifik Studi Islam tahap saintifik dimulai pada abad ke-19, yaitu ketika sikap kalangan Kristen dalam studi Islam mulai Dihubung-hubungkan dengan kesesuaian agama Islam terhadap Fenomena sosial yang terjadi di Masyarakat.Ketika itu, kekuasaan Islam mengalami penurunan drastis. Hampir seluruh kekuasaan Bani Utsmaniyyah berada dalam kontrol kolonialisme bangsabangsa Barat.(Musyrifah Sunanto:247). Studi Islam pada masa itu diwujudkan dalam Bentuk kajian masalahmasalah ketimuran (oriental studies). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline