Lihat ke Halaman Asli

riap windhu

TERVERIFIKASI

Perempuan yang suka membaca dan menulis

Literasi yang Menyatukan, Belajar dari Senior yang Terus Menulis

Diperbarui: 23 Agustus 2022   22:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senior yang terus menulis. (dok. YPTD)

Literasi itu mempersatukan. Literasi itu nondiskriminasi. Apapun latar belakangnya, tidak masalah. Malahan, bisa menembus birokrasi. Kopdar Kompasianer dan Pengarang YPTD yang dilaksanakan di Gedung Perpusatakaan Nasional, Jl Merdeka Selatan, Sabtu, 20 Agustus 2022 semakin menguatkannya.

Nyaris pukul 11.00, saat saya tiba di Perpusnas. Untunglah semua lancar. Pagi sempat ke suatu tempat dulu. Ojek  online dapat diskon. Check in aplikasi Peduli Lindungi mulus karena baru isi kuota.

Sayang, lift pengunjung untuk menuju  lantai 4 lokasi kopdar padat. Naik eskalator saja. Toh tidak terlalu tinggi. Sekaligus melihat-lihat suasana. Sudah lama tidak ke perpusnas sejak pandemi menghantam Indonesia, khususnya Jakarta.

Ini merupakan kunjungan pertama kalinya kembali setelah pandemi mereda. Ah, senangnya. Ada pameran tentang seluruh Presiden RI di lantai dasar. Suasana Agustusan bulan kemerdekaan masih sangat terasa.

Di aula lantai 4, acara kopdar baru mulai tampaknya. Sebelum masuk ke meja registrasi dulu. "Dari Kompasiana atau YPTD?" tanya seorang laki-laki yang ditemani seorang bocah. Sedikit bingung. Mau saya bilang, keduanya. Namun mata saya menangkap nama di daftar hadir kompasianer.

Kopdar Kompasianer & YPTD (dok.YPTD)

Kebetulan, mbak Mutiah ada di depan pintu masuk. "Buruan. Sudah telat," katanya. Oks, setelah menerima goodie bag warna biru dan sebuah lintingan sedotan doorprize, saya segera masuk. Melihat ke arah samping kiri pintu masuk, tampak langsung teman-teman kompasianer yang menjuliuki dirinya 'gerombolan rusuh' duduk dalam baris kursi yang sama. Kebetulan di sebelah Reno ada kursi kosong.

Senangnya bertemu mereka. Mengingatkan pada Nangkring Kompasiana. Bercanda-canda sambil ngobrol ngalor ngidul, di antaranya yang nggak ketinggalan seperti view artikel, k-rewards, lomba, hingga kegiatan nangkring/kompasianival yang masih sepi.

Saat pak Idon, moderator talkshow menyebut nama pak Syaiful dan Topik Irawan saat pendirian Yayasan Pustaka Thamrin Dahlan (YPTD) di Coffee Toffe, Depok pada 19 Agustus 2020, barisan mulai merusuh.  

"Lo termasuk ponder, tuh. Ponder, yang datang ke Depok," ucap Andri pada Topik. Semua yang ada disitu cekikikan. Reno yang bawaannya protes melulu, juga tertawa. Ada pak Andre,pak Syaiful, pak Taufik, pak Sutiono dan saya. Kata ponder dari sebutan founder, malah tertangkap sebagai bubuk untuk pupur. Eh itu, powder ya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline