Lihat ke Halaman Asli

riap windhu

TERVERIFIKASI

Perempuan yang suka membaca dan menulis

[KOLOMDonasi] Sajadah Usang yang Terbentang

Diperbarui: 14 April 2022   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sajadah dan shalat. (Sumber gambar:chanelmuslim via tribunnews.com)

Sajadah usang itu terbentang. Bulu-bulunya sudah banyak yang hilang. Warnanya pun sudah memudar, Gambar masjid di sajadah itu pun sudah tidak utuh lagi.  Bentuknya sudah tak sempurna. 

Namun, perempuan usia sekitar 40 tahunan itu selalu menggunakannya untuk shalat tarawih di masjid. Malam ini, dia tepat membentangkan sajadahnya di samping sajadah milik Nek Iyah.

Perbedaan dua sajadah yang terbentang bersebelahan itu terlihat jelas. Sinar lampu berwarna putih terang dan dinding masjid kuning cerah semakin menegaskannya. 

Nek Iyah membawa sajadah bagus setiap shalat di masjid dekat perumahannya tinggal. Sajadah pemberian salah seorang tetangganya yang baru saja pulang dari naik haji, tepat sebelum pandemi menyapa ke seluruh pelosok negeri. 

Nek Iyah melirik sajadah lusuh yang terbentang di samping sajadahnya itu.  Shalat Isya berjamaah baru saja selesai. Nek Iyah juga sudah menyelesaikan shalat sunah dua rakaat. Tinggal menunggu sejenak sebelum kemudian shalat tarawih  berjamaah dimulai. Mata Nek iyah kembali tertumbuk pada sajadah usang yang terbentang di sebelahnya. 

Nek Iyah tiba-tiba saja teringat jika di rumahnya,di salah satu lemari pakaian rumahnya bertumpuk-tumpuk sajadah yang tidak pernah digunakan atau hanya dipakai sekali atau dua kali.  Semuanya bisa dibilang masih baru. Mereknya bermacam-macam dengan warna,corak,dan gambar yang juga beraneka.

Nek Iyah nyaris tidak pernah membeli sajadah. Sajadah-sajadah di rumahnya bertambah banyak sendiri. Tinggal di permukiman yang maju dan kelas menengah, membuatnya tak perlu membeli sajadah. Setiap kali ada yang pergi umroh atau naik haji ke tanah suci,seringkali ada yang memberikan sajadah-sajadah bagus berbulu lembut sebagai oleh-oleh.

Jumlah sajadah juga bertambah saat ada salah seorang anggota keluarga tetangganya yang meninggal dunia.Tidak jarang, sajadah baru dimasukkan sebagai bagian dari bingkisan berkat tahlilan yang dibagi-bagikan setelah pengajian selesai. Namun, Nek Iyah tak   begitu suka kalau sajadah yang terkait dengan bingkisan  tahlilan. Soalnya, di balik sajadah biasanya ditulis kalimat mengenang orang yang meninggal itu. 

 

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline