Candi Borobudur bukan hanya tumpukan / bangunan yang terbuat dari batu sebagai peninggalan masa lalu (dead monument). Bukan pula obyek wisata yang hanya dikunjungi untuk berfoto-foto. Borobudur merupakan sebuah mahakarya yang menyimpan berbagai ilmu pengetahuandan budaya. Salah satunya berupa relief instrumen musik pada dinding candi.
Menyebut Borobudur, siapa yang tak mengetahuinya. Candi terbesar di seluruh dunia yang telah diakui sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO ini merupakan destinasi paling populer di Magelang, Jawa Tengah. Wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara tak akan melewatkan kunjungan untuk datang menikmati kemegahan arsitektur candi yang dibangun pada abad ke-8 dan abad ke-9 pada masa pemerintahan dinasti Syailendra.
Mengelilingi candi, berfoto bersama, swafoto, hingga mencoba meraih patung yang ada di dalam stupa merupakan beberapa kegiatan yang biasa dilakukan para wisatawan.
Selain tentunya, mereka dapat melihat relief-relief yang terpahat pada dinding candi. Kesemuanya mencerminkan ilmu pengetahuan dan budaya yang diwariskan oleh para leluhur yang bisa dipelajari dan dipahami serta dimanfaatkan oleh pewarisnya, yakni rakyat Indonesia.
Borobudur, Pusat Musik Dunia
Salah satu warisan yang terpahat di dinding candi berupa relief instrumen musik. Sangat luar biasa saat mengetahui jika lebih dari 1300 tahun sudah berlalu tapi instrumen musik yang terdapat pada relief Candi Borobudur hingga kini masih ada. Bahkan, masih tetap dimainkan di berbagai wilayah di Indonesia. Tak hanya itu, pun di berbagai penjuru dunia.
Terdapat sebanyak 226 relief alat musik, yang terdiri atas jenis Aerophone (tiup), Cordophone (petik), idiophone (pukul) dan membranophone (bermembran) serta 45 relied ansambel di dinding candi (PEJ Ferdinandus). Semua ini merupakan bukti dari peradaban leluhur yang masih memberikan nuansa pada kehidupan bangsa dan dunia hingga kini.
Hal yang lebih luar biasa adalah dari bentuk alat musik yang terdapat di relief candi Borobudur tersebut, ternyata diketahui tersebar di 34 provinsi yang ada di Indonesia. Beberapa alat musik memiliki bentuk yang sama persis dengan dengan yangada di relief candi. Terdapat kemiripan pada alatmusik di relief Borobudur dengan alat musik yang sampai saat ini masih dimainkan pad alebih 40 negara yang terdapat di dunia. Hal ini semua bukti jika Borobudur merupakan Wonderful Indonesia yang nyata.
Meskipun jauh sebelum datangnya pengaruh budaya Hindu, bangsa Jawa telah memiliki keterampilan budaya atau pengetahuan yang mencakup 10 butir, yang meliputi Wayang, Gamelan, Ilmu Irama Sajak, Batiik, Pengerjaan Logam, Sistem Mata Uang sendiri, Ilmu Teknologi Pelayaran, Astronomi, Pertanian Sawah dan birokrasi Pemerintahan yang Teratur.
Sound of Borobudur
Lantas, ketika muncul Sound of Music, yang merupakan Gerakan Kebangsaan melalui Budaya, dengan menggaungkan kembali bunyian Peradaban Borobudur yang terpendam selama ribuan tahun, hal ini menjadi lebih dari luar biasa. Selain akan menjadi sebuah momen yang dikenang di masa kini,mengenang masa lalu dan dapat dimanfaatkan di masa depan, kegiatan ini merupayakan upaya anak bangsa yang patut diapresiasi.
Relief instruen musik Borobudur menjadi bukti kehebatan untuk menghargai peradaban luhur bangsa yang dituangkan melalui media Seni, produk Budaya, kemudian mengajarkan nilai warisan leluhur yang berujung untuk menjadikan mausia Indonesia sebagai insan yang memiliki akar jati diri yang kuat, baik, welas asih, saling menolong, dan berbakti pada Negara.
Ya, karena sejatinya sejak zaman dulu bangsa Indonesia memang sudah memiliki peradaban yang luhur dan budaya yang tinggi. Sebagai pemegang warisan leluhur, apa yang dilakukan sekelompok musisi yang mencoba membunyikan catatan peradaban itu melalui seni, khususnya musik adalah hal yang harus didukung dan dinikmati bersama agar kelestariannya terjaga.