Lihat ke Halaman Asli

riap windhu

TERVERIFIKASI

Perempuan yang suka membaca dan menulis

Membuka Wawasan dan Penghasilan Melalui Hobi Koleksi Cergam/Komik Jadul

Diperbarui: 6 Mei 2021   00:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi koleksi barang seperti cergam jadul dapat menambah wawasan dan penghasilan sekaligus (dok.windhu)

"Kalau cergam-cergam itu kamu jual, berarti almarhum bapak masih menafkahimu sampai sekarang," ucap ibu, saat saya bercerita mengenai koleksi cergam dan buku yang diletakkan pada  rak yang  ada di ruang belakang rumah, yang lebih mirip gudang penyimpanan hobi koleksi barang.

Saat itulah saya tersadar jika dari sebuah hobi koleksi barang, ada beberapa hal yang menyertainya. Ada sejumlah barang tua milik bapak yang masih tersimpan hingga kini. Namun, kali ini saya akan bercerita  mengenai sejumlah cerita bergambar alias cergam  yang ada di rak itu. Cergam-cergam itu begitu menarik perhatian dan tak akan bosan dibaca meski saat ini sekalipun. 

Ya, buat mereka yang tumbuh pada era 1980-an hingga 1990-an tentu mengenal sejumlah cergam yang sangat populer kala itu. Ada Deni Manusia Ikan, Cergam Mimin, Danny & Katya, Nina, Oliver & friends, Papyrus dan lainnya. Rata-rata keluaran Gramedia.  Sampai saat ini, pemburu cergam-cergam jadul ini selalu ada saja. 

Lihat saja di sejumlah marketplace, mulai dari yang berwarna hijau, merah, biru ataupun orange, ada yang menjual cergam-cergam jadul ini. Harganya pun bervariasi. Dari yang harganya Rp. 20.000 untuk satu eksemplar cergam Mimin, Rp.75.000 untuk  satu eksemplar cergam  Nina, bahkan hingga Rp 150.000 untuk cergam Deni Manusia Ikan. Bisa jadi,  harga yang diberikan tergantung kualitasnya dan kelangkaannya. 

Cerita bergambar Nina tentang perjuangan para gadis (dok.windhu)

Membuka Wawasan dari Sebuah Cergam/Komik

Sebenarnya, koleksi cergam yang saya punya di rumah lebih banyak merupakan 'warisan' dari bapak. Dulu, bapak sempat mempunyai sebuah toko buku mini yang kemudian bangkrut. Ada beberapa kemungkinan  bapak menjaga dengan  apik  buku-buku yang dirasanya menarik. Bisa jadi bapak menyukai cerita dalam majalah cerita bergambar yang disimpanya dan nilai positif yang ada di dalamnya untuk diberikan kepada anak perempuannya, dengan tujuan supaya rajin membaca. 

Soalnya, dari koleksi cergam yang tersimpan di rak, nomornya nyaris berurutan dari kepala 2 hingga kepala 16. Masing-masing hanya satu eksemplar dan tidak seluruhnya lengkap. Entah berapa tahun edisi itu terkumpul. Maklumlah, saat cergam-cergam jadul itu top pada zamannya, saya pun masih bocah. Lebih dulu tertarik pada cerita donal bebek, candy dan doraemon.

Barulah bertahun-tahun kemudian, setelah saya SMP saya jatuh hati dan begitu menyukai cergam-cergam jadul yang punya cerita luar biasa. Kisah di dalamnya membawa saya pada suatu wawasan yang belum pernah saya ketahui. Saya seakan terbawa ke negeri orang, tertawa geli dengan kisah bocah badung, tentang keluguan, tentang semangat, tentang persahabatan dan lainnya. 

Harta karun cergam yang dulunya ditaruh dalam plastik bersolasi, saya belikan lembaran plastik untuk sampul majalan cergam. Setiap cergam saya beri sampul plastik seperti halnya di perpustakaan.  Saya ingin meski jadul cergam tetap rapih, bersih, enak dilihat, dan tentunya enak dibaca.  Oh ya, selain dalam bentuk majalah utuh,  cergam Deni Manusia Ikan dan Nina sempat juga menjadi sisipan majalah anak-anak Bobo. 

Untuk lebih tahu seperti apa cergam Deni Manusia Ikan, Nina dan Mimi, berikut saya ulas satu per satu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline