"Selamat idul fitri. Mohon maaf lahir batin, ya...! Apa kabar keluarga disana?" Saling memberi ucapan dan obrolan pun bergulir. Dari mengucapkan permohonan maaf, menanyakan kabar, hingga menu masakan yang terhidang untuk lebaran. Melalui video call, silahturahmi idul fitri bisa menjangkau kampung halaman. Menjangkau beberapa tempat sekaligus dalam satu bingkai.
Kami di rumah tertawa saat bude memperlihatkan potongan daging ayam ukuran besar . "Lihat nih. Daging ayamnya jumbo. Kakinya aja besar. Pakde yang masak nih lebaran ini," ucap bude.
Setelah opor, arah video berpindah pada sayur ketupat dan rendang. Bergantian kami pun melakukan yang sama. Heboh bergantian menyaksikan makanan-makanan yang silih berganti. "Disini belum masak opor. Soalnya nggak ada tamu datang. Hahaha," canda saya.
Usai menelepon bude di Bogor, lanjut silahturahmi mengunjungi keluarga ibu di Jambi. Menanyakan kabar simbah yang usianya sudah lanjut usia. Kondisi keluarga besar.
Para sepupu yang bertambah jumlah anaknya sampai baju lebaran yang digunakan. "Nggak ada yang beli baju lebaran tahun ini. Pakai yang tahun lalu aja masih bagus. Lagian juga nggak kemana-mana," ujar adik.
Agak sore, video call dengan keluarga di Purworejo, JawaTengah jadi sarana pelepas rindu. Satu per satu anggota keluarga bergantian muncul di layar smartphone, seperti absen. "Mbak Tati mana, mbak Tati? Ini Yasmin." Ucap salah seorang sepupu. Beberapa balita berlarian menjadi latar di belakangnya.
Serunya Silahturahmi Video Call Lebaran
Idul fitri yang berkesan meskipun suasana tahun ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pandemi covid-19 membuat rencana, niat mudik dan berpergian dibatalkan. Semua silahturahmi dilakukan dari rumah saja dengan memanfaatkan aplikasi yang diunduh di playstore.
Video call yang dapat menghubungkan beberapa nomor sekaligus menjadi sarana pertemuan virtual pelepas rindu dan silahturahmi. Beda rumah dan beda provinsi tidak masalah. Semuanya bisa saling menyapa langsung dan bercanda. Suka cita tetap bisa tersalurkan karena tidak ada yang pulang kampung pada tahun ini.
"Whatsapp bisa delapan orang sekaligus di layar, di-update dulu aplikasinya," kata Putra, seorang sepupu. Whatsapp menjadi aplikasi untuk video call yang kami gunakan di idul fitri kali ini karena lebih familiar di kalangan keluarga yang berbeda provinsi dan berbeda pulau.
Catur, salah seorang sepupu malah mengoneksikannya melalui layar televisi sehingga seluruh anggota keluarga bisa menyaksikan semuanya secara langsung. Semua tinggal duduk manis menatap layar dan bertanya kabar,"Halo semua apa kabar? Maaf lahir batin."