Kakak harus menahan rindu. Hari raya idul fitri ini sudah pasti nggak akan bisa sungkem langsung ke ibu dan bertemu keluarga besar. Tinggal di wilayah yang termasuk zona merah rawan penularan virus corona, membuatnya harus ambil keputusan. Berlebaran di rumah saja jadi pilihan terbaik saat ini
"Manusia bisa berencana tapi Allah yang menentukan. Nggak bisa pulang," ujarnya melalui grup whatsapp keluarga. Pertimbangan untuk tidak pulang saat hari raya Idul Fitri dilakukannya dengan mempertimbangkan kondisi ibu yang sudah lansia. Apalagi, ibu memiliki penyakit hipertensi yang akan membuat faktor risiko bertambah besar. Rentan.
Awalnya kakak sempat bertanya-tanya, "Pulang nggak, ya?" Soalnya, kakak punya badan yang sehat. Begitupun dengan keluarganya. Tidak ada riwayat penyakit tertentu. Tidak pernah dirawat di rumah sakit akibat suatu penyakit apapun. Tubuh sedang dalam kondisi prima dan usia produktif.
Namun saat beredar pemberitahuan jika salah satu tetangga di perumahannya positif terkena covid-19, kakak menjadi was was. Rasa takut dan khawatir bercampur aduk. Lewat percakapan onllne, kakak mulai ragu-ragu sendiri untuk pulang.
Tambah khawatir karena ada salah seorang tetangga lansia yang meninggal dunia akibat sesak napas. Meskipun belum tentu akibat corona, menurut kakak, semua warga perumahan tahu jika si lansia selama ini tinggal di rumah saja, sementara salah satu anaknya ada yang baru pulang dari Taiwan.
"Aku nggak pulang dulu lebaran ini." akhirnya keputusan terbaik itu diambil. Kakak sangat sayang pada ibu, orang tua satu-satunya yang masih ada. Kakak berharap, ibu selalu dalam keadaan sehat. Meskipun tubuh kakak sehat, bisa saja jadi nantinya malah tidak baik jika memaksakan pulang. Terutama buat ibu.
Bukan Gagal Mudik, Cuma Jangan Mudik Dulu
Suasana ramadan yang kemudian diakhiri dengan hari kemenangan Idul Fitri, selalu membuat rindu akan suasana yang hanya hadir satu tahun sekali. Rindu yang memanggil-manggil untuk pulang.
Mudik sudah menjadi sebuah tradisi yang membuat rela untuk bermacet-macet. Jarak ratusan kilometer bukanlah masalah untuk dilaju. Kebahagiaan lengkap rasanya jika bisa bertemu orang tua dan keluarga besar. Bisa salat idul fitri bersama dan makan ketupat bersama.
Namun, semua itu kala lebaran tahun yang dalam masih kondisi normal. Saat hari raya Idul Fitri tahun ini semuanya sedang tidak biasa. Pandemi covid-19 telah menimbulkan banyak korban, baik sakit maupun meninggal.
Menahan rindu seperti yang kakak saya alami, pastinya juga dirasakan oleh para perantau yang jauh dari kampung halaman. Apalagi, buat mereka yang sudah lama tidak bertemu dengan orang tua dan hanya punya kesempatan untuk pulang ke kampung halaman saat lebaran.