Lihat ke Halaman Asli

riap windhu

TERVERIFIKASI

Perempuan yang suka membaca dan menulis

Sehat Tanpa Obat, dari Asupan Makan hingga Kelola Pikiran Bersama Ketapels

Diperbarui: 16 Januari 2020   23:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehat bersama ketapels (kompasianer Tagsel Plus) silahturahmi dan berbagi Sehat Bersama Ketapels di Jelatreng River Park, Tangerang Selatan, Minggu 12 Januari 2020 (dok.windhu)

The only way to keep your health is to eat what you don't want, drink what you don't like, and do what you'd rather not  --Mark Twain-

Benar  juga jika dibilang, kekayaan yang sesungguhnya adalah sehat . Semua harta yang dimiliki seakan tidak ada artinya, jika tubuh tidak sehat. Minimal tidak bisa jalan-jalan menikmati keindahan sebuah taman kota bernama Jaletreng River Park, Setu,Tangerang Selatan, seperti saya da teman-teman ketapels lakukan.

Namun terkadang, seseorang lupa untuk menjaga asupan makanan dan minuman yang terkait dengan pola hidup sehat. Baru menyadari ada kebiasaaan buruk yang perlu ditinggalkan, setelah merasa ada yang tidak beres dengan kesehatan tubuh.

Begitulah setidaknya yang dialami Agung Han, kompasianer of the year 2019. Menurut  Agung, modal utama dalam hidup adalah sehat. Banyak uang dan network  (jaringan) kalau tidak sehat, apalah artinya jika tidak bisa menjalankannya.

Sehat merupakan aset hidup dan kekayaan yang paling mahal. Tanpa sehat, belum tentu bisa menikmati jalan-jalan, minimal ke Jaletreng River Park (dok.windhu)

Suatu hari, lelaki berusia 40 tahunan itu merasakan darah seperti tersumbat di pangkal leher. Seluruh badan susah untuk digerakkan. Lelaki ini berada di titik diliputi rasa ketakutan ketika tubuhnya seakan tidak terasa.

"Darah seperti tersumbat. Bagian belakang terasa sakit. Digerakin susah  banget. Sempat kepikiran dan berdoa,  ya Allah jangan sampai stroke," ujar Agung,  saat berbagi pengalamannya , dalam kegiatan Sehat Bersama Ketapels di Jaletreng River Park, Minggu 12 Januari 2019.  

Saat merasakan sakit tiga tahun lalu, berat badan Agung lebih dari 100 kilogram. Gendut. "Begitu saya sakit yang ada di pikiran adalah istri dan anak-anak. Kalau nggak ada saya,  bagaimana mereka. Pikiran seperti kesetel nggak boleh sakit. Kasihan anak dan istri," ujar Agung.

Dengan ketakutan, malam-malam Agung memaksa tubuhnya berjalan kaki dengan harapan darah bisa terasa mengalir. Agung pun teringat, setiap akan mendatangi sebuah kegiatan di suatu tempat, sering membeli gorengan minimal 5 buah.

Sambil naik sepeda motor, pada  setiap lampu merah gorengan itu satu persatu disantapnya. Biasanya, sampai ke suatu gedung kegiatan, gorengan sudah habis. Selain itu, Agung pun senang dengan minuman yang terasa manis seperti soda gembira dan sirup

Agung Han, Kompasianer of The Year 2019 berbagi pengalaman sehat (dok.windhu)

Demi memenuhi rasa suka, Agung pun sering meyiasati minuman kesukaannya dengan membuat sendiri.Jadi, jika sewaktu-waktu ingin, bisa langsung dinikmati.  Namun, lelaki  ini seakan menemukan titik balik dalam hidup saat berobat ke dokter.

Kala itu, ditemukan indikasi kelemahan pada organ hati, yang terlihat mulai tidak sehat. Jika kondisi itu dibiarkan, nanti hati dalam tubuh bisa diliputi lemak. Kemudian dirujuklah Agung ke ahli nutrisi, yang langsung menyarankan untuk secepatnya diet.  "Apa saja yang nggak boleh dimakan, aku suka. Semua yang aku suka, tidak ada," ujar Agung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline