Lihat ke Halaman Asli

riap windhu

TERVERIFIKASI

Perempuan yang suka membaca dan menulis

Saatnya Membatasai Sampah Plastik untuk Masa Depan Lautan

Diperbarui: 1 November 2018   00:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aneka sampah plastik yang terdapat di laut (sumber:www.mongabay.co.id)

 

Pernahkah  berdiri di pinggir  sebuah pantai atau berada di tepi suatu pelabuhan?  Bila diperhatikan, tak jarang melihat adanya sejumlah sampah plastik yang menyembul di antara air laut yang menghempas sisi dermaga atau pada sisi kapal yang sedang  bersandar.

Itu bisa ditemui di Ancol. Begitupun saat berada di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, untuk mengunjungi open boat Kapal hijau Greenpeace Rainbow Warrior yang datang April lalu 2018 lalu. Timbulan sampah juga  tak luput terlihat  Di antaranya adalah sampah plastik.

Baca juga disini  

Ya, membicarakan sampah, seakan-akan tak pernah habisnya dan tak jarang dianggap  menjadi sumber masalah. Banjir, misalnya. Gara-gara sampah, Provinsi DKI Jakarta pun kisruh dengan pemerintah kota Bekasi mengenai pembuangannya di TPA  Bantar Gebang.

Di  kawasan lingkungan, sampah juga bisa dilihat ada di selokan-selokan yang berada di pinggir trotoar. Ketika hujan, sebagian sampah meluber ke jalan. Selebihnya terbawa aliran air melewati sungai , yang kemudian mendorongnya untuk sampai ke lautan lepas.

Jenis sampah memang beragam.  Namun, sampah plastik dipastikan menjadi ancaman serius untuk laut sehat. Suatu hal yang wajar, lantaran saat ini nyaris semua barang atau perabotan yang digunakan tak lepas dari unsur plastik.

Adakah di sebuah supermarket, pasar, ataupun pusat perbelanjaan tidak menemukan adanya barang yang mengandung unsur plastik? Minimal, para pengunjung yang menjadi konsumen akan menjinjing kantung plastik untuk mebawa barang yang telah dibelinya. Membawa keranjang belanja, tak semua dilakukan pembeli.  

Berserakannya sampah plastik di laut (www.kompas.com)

Sejatinya,  plastik pada awalnya digunakan untuk membantu kehidupan manusia. Seperti dikutip dari laman www.greenpeace.org,  salah satu versi mengenai munculnya plastik berawaal dari kekhawatiran akan punahnya gajah yang memiliki gading yang dikonsumsi minimal 1 juta ton setiap tahunnya. Hal ini  mendorong para peneliti menemukan plastik pada paruh abad ke-2.  Awal abad 20, orang sudah bisa membeli sisir dan pakaian yang tidak terbuat dari gading gajah.

Seiring dengan perjalanan waktu, perkembangan produksi dan penggunaan plastik pun meningkat. Pada perang dunia II, plastik digunakan untuk membuat senjata bazoka hingga komponen pesawat.

Berakhirnya masa perang, perusahaan plastik mengubah produksinya untuk beragam produk, mulai dari boneka barbie, kontainer plastik, mainan plastik, dan furnitur plastik. Plastik memiliki daya pikat yang tinggi karena lebih murah dan lebih ringan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline