NGERI ! Itu yang langsung terucap saat melihat gambar besarnya kaki berlipat-lipat ukurannya dari normal. Bentuk kaki sudah tidak begitu jelas. Berjalan atau beraktivitas buat orang yang mengalaminya, pasti sudah tidak bisa. Kaki gajah atau filariasis, begitu nama penyakit itu.
Kaki Gajah masih mengancam di Indonesia! Saat ini, masih banyak wilayah di Indonesia yang masih menjadi daerah endemis. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan dr Elizabeth Jane Soepardi, MPH, DSC menegaskan jika Kaki Gajah menimbulkan kecacatan menetap dan tidak bisa disembuhkan. Gangguan psikologis tidak perlu ditanya lagi.
"Kasihan orang-orang sepert ini pasti akan menderita. Bergerak saja susah, secara ekonomi, sudah jelas merugikan," kata dr Elizabeth dalam temu blogger di Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Senin 24 September 2018.
Dalam data Filariasis tahun 2018 tercatat, dari 514 kabupaten/kota sebanyak 236 kabupaten/kota endemis filariasis dan 278 kabupaten/kota non endemis filariasis. Dari 236 kabupaten/kota endemis filariasis itu, sebanyak 131 kabupaten/kota melaksanakan POPM Filariasis dan 105 kabupaten/kota evaluasi dan surveilans pasca POPM Filariasis.
Filariasis atau Kaki Gajah bisa membuat bagian tubuh yang terkena penyakit membengkak. Bentuknya membesar berkali lipat normal dan menyerupai gajah. Meski namanya Kak Gajah, filariasis tak hanya bisa menyerang pada kaki saja. Bisa juga pada bagian tubuh lain, seperti lengan, payudara, dan alat kelamin, kantong buah zakar (skrotum).
Kenapa Bisa Kaki Gajah?
Bicara Kaki Gajah tidak bisa lepas dari nyamuk. Kenapa? Karena melalui nyamuk, penyakit kaki gajah ditularkan. Nyamuk menularkan kaki gajah melalui gigitannya yang mengandung cacing filaria. Sifat penyakit flariasis menahun. Sekali ketularan kalau tidak diobati, itu akan seumur hidup.
Semua jenis nyamuk bisa menjadi pembawa penyakit filariasis. Di Indonesia setidaknya ada 23 spesies nyamuk yang diketahui bisa bertindak sebagai vektor, dari genus Mensonia, Culex, Anopheles, Aedes, dan Amigeres. Sehingga, penularannya pun bisa berlangsung cepat sepanjang ada nyamuk sebagai vektor."Hal yang terpenting adalah ini dibawa oleh nyamuk. Jadi dia tidak bisa tembus sendiri ke badan kita. Nggak bisa. Harus nyamuk yang memasukkannya," ujar dr.Elizabeth.
Skema penularan filariasis terdiri atas fase dalam tubuh manusa dan fase dalam tubuh nyamuk. Bagaimana cara menularnya? Dr Elizabeth Jane Soepardi, MPH, DSC menjelaskan, penularan filariasis melalui nyamuk yang ada cacingnya.
Di dalam tubuh nyamuk itu adalah anak cacing bernama mikrofilaria. Penularan terjadi saat nyamuk menghisap darah orang yang ada mikrofilarianya, kemudian nyamuk itu menghisap darah ke orang yang sehat. Nah disitulah, mikrofilarianya masuk ke darah yang sehat.