Rasa bangga itu hadir saat saya memiliki kesempatan untuk mengetahui langsung proses pembuatan mobil keluaran Toyota, dipabrik PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) yang terletak di Karawang. Oktober 2017. Mobil yang diproduksi di Indonesia, namun telah dieskpor ke sejumlah negara-negara Asia, Timur Tengah, Afrika hingga Amerika Latin.
Saat itu, saya baru tersadar betapa hebatnya Indonesia. Saya baru tahu jika Indonesia bisa menghasilkan produk yang diakui oleh bangsa-bangsa di dunia. Kualitasnya juga tidak kalah bagus. Bahkan, di Alexandria, Mesir Toyota menjadi kebanggaan disana. Begitupun halnya dengan di selatan Amerika.
Kesadaran akan produk dalam negeri semakin meningkat saya menghadiri kegiatan nangkring Budayakan CInta Produk Dalam Negeri, Budayakan Industri Dalam Negeri, yang diselenggarakan Kemenrerian Perindustrian Republik Indonesia dengan Kompasiana. Hadir sebagai pembicara adalah Haris Munandar, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian, Akhyari Hananto, Founder & Editor in Chief Good News From Indonesia, dan Iwet Ramadhan (Founder TIK by Iwet Ramadhan, Jakarta Creative Hub, Penyiar Radio).
Indonesia punya sejumlah industri andalan yang menyumbang PDB tertinggi anatara lain insutri makanan dan minuman, sepetri kopiko dan indomie, produk industri, kosmetik, dan alkses,seperti kosmetik wardah, produk industri elektronika dan telematika, seperti polygon, dan produk tekstil,kulit, alas kaki, dan aneka, seperti batik, sepatu cibaduyut, dan sepeda polygon. Masih banyak Industri lainnya.
Tahu Boneka Barbie? Produksi Mateel Cibitung ini juga luar biasa karena disukai di luar negeri. Padahal, seluruh produksinya dibuat di dalam negeri.
Ah, ya secara tidak sadar sebenarnya saya sudah menggunakan produk-produk dalam negeri secara keseluruhan. Mulai dari pakaian hingga alasa kaki. Lucu juga, di Nigeria, Indomie yang di Indonesia merupakan makanan anak kos menjadi makanan yangsangat disukai di negara asal Afrika itu.
Namun, sayangnya kata Akhyari Hananto, Founder & Editor in Chief Good News From Indonesia masih banyak yang belum tahu kehebatan produk dalam negeri. Saat ini masih banyak beredar berita-berita negatif yang membuat orang Indonesia merasa pesimistis terhadap produksi bangsanya. Padahal bangsa yang besar adalah bangsa yang mencintai produksi dalam negerinya. Saat Indonesia ulang tahun ke-100 saat23 tahun mendatang, sehartusnya orang Indonesia sudah mencintai produk Indonesia dengan memilikinya.
Dikatakan, langkah Lee Kuan Yeuw, mantan PM Singapura yang menumbuhkan rasa cinta masyarakat Singapura terhadap produk dalam negerinya, dengan menumbuhkan harapan-harapan. Demikian juga dengan AMerika Serikat yang selalu mengampanyekan AMerican Force, yang mengajak masyarakat Amerika untuk mencintai dan membali produk buatan AMerika.
Iwet Ramadhan (Founder TIK by Iwet Ramadhan, Jakarta Creative Hub, Penyiar Radio, mengakui rasa kecintaannya terhadap produk dalam negeri, terutama batik yang pernah diakui oleh Malaysia. Peristiwa itu sangat mengejutkan dan melukai bangsa sebelum akhirnya diakui oleh UNESCO sebagai produk Industri dalam negeri.
Peristiwa batik Indonesia kala itu membuat saya dan teman-teman sekerja berinisiatif untuk menggunakan batik setiap hari Jumat. Tadinya saya malu-malu, namun kemudian batik justru berkembang dan menjadi pakaian sehari-hari yang biasa digunakan sehari-hari saat bekerja. Saya semakin jatuh cinta pada batik. Sehingga tak melewatkan keindahan batik dengan mengunjungi sentra batik Pekalongan ataupun di Jakarta, dengan mendatangi Galeri Indonesia wow, di gedung Smesco yang menyajikan produk-produk hasil UKM Indonesia.
Disitu, saya jatuh cinta pada beragam produk Indonesia. Produk batik yang berasal dari berbagai daerah. Salah satunya adalah batik Papua karya UKM Papua,yang akhirnya saya beli. Saat nangkring kemenperin ini,saya pakai lho! Beda sekali dengan produk batik lainnya karena memilii corak rumah Papua dan asmat.