PENTING nggak sih, anak perempuan usia SD divaksin kanker serviks? Perlu nggak sih, kan mereka masih kecil? Aman nggak, ya? Mempengaruhi organ reproduksi nantinya nggak, kalau mereka dewasa?
Gelisah. Kakak saya tidak bisa menutupi perasaannya. Di sekolah dasar tempat Lita, anak perempuannya bersekolah, diadakan pemberian vaksin kanker serviks untuk murid kelas 5 dan kelas 6 SD.
Sementara, informasi yang diterimanya dari berbagai orang tua mengenai perlu tidaknya vaksin kanker serviks, berbeda. Kakak meminta pendapat beberapa orang perlu tidaknya untuk mengizinkan anak perempuannya divaksin kanker serviks di sekolah.
Namun tetap saja ada dua jawaban berbeda yang membuat kakak jadi bingung. Bertanya pada yang satu katanya, lebih baik ikut divaksin saja. Selain untuk kekebalan terhadap kemungkinan terkena kanker serviks, kalau vaksin sendiri nantinya perlu biaya yang mahal ratusan ribu rupiah.
Di sisi lain, ada yang bilang vaksin kanker serviks justru akan memberi masa depan yang tidak baik untuk anak. Bisa mengganggu kesehatan organ reproduksi anak nantinya.
"Katanya, kalau divaksin malah bisa membuat rahim kering. Kalau besar nanti, anak perempuan yang divaksin bisa tidak punya anak," suara kakak terdengar ciut.
Bulan Oktober dicanangkan sebagai bulan imunisasi anak sekolah. Ilustrasi anak SD (kompas.com)
Ketakutan-ketakutan yang wajar. Maklum, ibunya sendiri belum pernah divaksin kanker serviks. Kakak perempuan anak usia SD itu, yang kini sudah SMP pun juga belum pernah menjalani vaksin kanker serviks di sekolah karena programnya belum ada saat itu.Sebenarnya, pemberian vaksin kanker serviks di sekolah dasar yang ada di Jakarta, bukanlah yang pertama tahun ini. Tahun 2017 merupakan tahun kedua pelaksanaan bulan imunisasi anak sekolah (BIAS). Sasarannya adalah anak-anak perempuan SD usia 11-12 tahun.
Mulai tahun 2016, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menyelenggarakan program vaksin kanker serviks gratis kepada siswi sekolah dasar, sebagai tindak pencegahan penyakit ini sedini mungkin.
Kanker serviks merupakan penyakit yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV). Salah satu penularannya adalah melalui hubungan seksual. Gejala seorang wanita tertular virus HPV, baru menampakkan gejala terkena kanker serviks dalam rentang lama hingga puluhan tahun. Kanker serviks bisa juga disebabkan oleh pola hidup dan kebersihan yang tidak terjaga.