Jumat, 9 Februari 2018 kami (aku dan Aini Darafiyah NHJ) tiba di Bandara Tansonnhat International, Ho Chi Minh City. Dari bandara perjalanan menuju penginapan di kawasan Buivien dengan menggunakan bus bandara.
Kami menginap di Kiki's Saigon Backpackers Hostel. Harga penginapan selama dua malam yakni 258.000 VND (11 USD = 23.454 VND). Setelah urusan check in kelar, istirahat lalu mencari sarapan.
Setelah sholat duhur, dengan bermodalkan peta. Hostel yang kami kunjungi menyediakan peta. Peta ini sangat berguna dan memudahkan untuk menemukan lokasi yang akan kami kunjungi, selain itu fungsi peta juga untuk membantu ketika akan bertanya kepada penduduk lokal yang tidak tidak bisa berbahasa inggris.
Tujuan pertama kami adalah War Remnants Museum Dengan harga karcis 40.000 VND. Museum ini terdiri dari tiga lantai. Untuk ruang 1-5 berada di lantai 3, untuk ruang 6-9 berada di lantai 2, untuk 10 dan 11 di lantai 1, terakhir untuk 12 dan 13 berada di halaman museum.
Perang dingin antara Vietnam selatan dan Vietnam utara. Jika Vietnam selatan didukung oleh Amerika Serikat nah Vietnam Utara didukung oleh USSR dan Tiongkok. Museum ini sangat berbau militer.
Pada halaman yakni bagian 12 diperlihatkan tiger cages, terakhir bagian 13 museum akan diperlihatkan tank, helicopter, rongsokan bom-bom. Di dalam museum akan dipamerkan foto-foto, poster yang terpampang di dinding yang tentu saja dilengkapi dengan keterangan yang saat itu membuat mimic wajahku berubah.
Di kepalaku berputar-putar pertanyaan apakah museum ini dibuat untuk menunjukkan kekejaman yang dilakukan oleh pasukan Amerika Serikat kepada rakyat Vietnam. Berdasarkan hasil melihat dokumentasi baik itu berwarna dan hitam.
Beberapa potret tentang rakyat Vietnam mulai dari anak-anak hingga dewasa yang menjadi korban ledakan bom dan ranjau darat, terjangan peluru bahkan semprotan cairan kimia beracun yakni Agent Orange (dioxin) dari pesawat serta dampak agent orange ini terhadap masyarakat dan tentara yang kesemuanya di pajang di setiap dinding. Ough iya ada juga kotak-kotak kaca yang berisi mayat bayi yang mengalami malformasi akibat agent orange ini yang diawetkan.
Tiga jam berada di museum ini bagiku belum cukup, pukul 17.00 museum akan tutup. Aku pulang dan merenungkan bahwa dengan alasan apapun perang hanya akan membawa kesedihan, kerugian, luka hingga rasa trauma.
Dari war remnants museum selanjutnya menuju Independence palace atau Reunification Palace. Tempat ini merupakan suatu situs bersejarah tempat dimana berakhirnya perang Vietnam pada tahun 1975.
Pada awalnya bangunan ini merupakan bangunan lama yakni Indochina Governor Palaceyang dibangun oleh Perancis. Lalu hancur terkena serangan bom. Tahun 1962, adalah Presiden Ngo Dinh Diem meminta arsitek Ngo Viet Thu untuk merancang bangunan istana ini.