Lihat ke Halaman Asli

Irma Sabriany

Berani, mengagumkan, kekanak-kanakan, suka jalan-jalan, mandiri punya gaya ngomong yang sopan, lucu, cuek

Menjamah Gunung Binaiya

Diperbarui: 17 November 2017   03:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku, bapak Raja dan Berry (dok. consina)

Mendaki gunung lewati lembah sungai mengalir indah ke samudera bersama teman berpetualang.

Itulah penggalan lirik Ninja Hatori (Versi Indonesia). Ninja Hatori sendiri merupakan sebuah film kartun dari Jepang.

Sepertinya pencipta kartun ini terinspirasi dari gunung Binaiya, entahlah Lupakan itu!.

Gunung Binaiya merupakan salah satu dari tujuh gunung tertinggi yang ada di Indonesia yang terletak di kabupaten Maluku Tengah. Gunung ini tentu saja akan menawarkan keindahan alam di setiap jengkalnya.  Gunung ini masuk dalam kawasan Taman Nasional Manusela.

Perlu diketahui, untuk mencapai kabupaten Maluku Tengah dapat dilalui via laut dan udara. Dari Pelabuhan Tulehu (Ambon) perjalanan dilanjutkan melalui jalur laut menggunakan kapal cepat menuju  Pelabuhan Amahai (Masohi) dengan waktu tempuh 2 jam dengan harga tiket Rp. 115.000/orang.

Sebelum menuju Negeri Piliana dari pelabuhan Amahai, kami melalui jalur darat menuju kantor Taman Nasional Manusela. Untuk melakukan pendakian ke Binaiya tetap harus melalui prosedur sehingga pendaki harus mengikuti syarat-syaratanya seperti fotocopy KTP dan surat keterangan berbadan sehat. Dua hal ini bersifat pribadi kemudian  surat permohonan pendakian  per tim

Selanjutnya melakukan pembayaran retribusi untuk

  • Surat masuk kawasan taman nasional 5.000/org /hari
  • Tiket berkemah Rp. 5.000/org/hari
  • Tiket penelusuran hutan Rp. 5.000/org (hanya untuk satu hari)
  • Foto 250.000/tim, (1 tim = 8 orang) except Drone izin khusus
  • Materai 8 lembar untuk 8 lembar simaksi

Jumlah simaksi ada 4 yakni 1 tim buat taman nasional, 1 tim buat bapak raja,1 buat guide dan 1 buah buat Arsip.

Setelah perijinan selesai, siang itu perjalanan di lanjutkan menuju Negeri Piliana. Pukul 14.05 WIT. Perjalanan melewati beberapa kampung dengan pemandangan sebelah kanan hamparan laut biru, perahu di bibir pantai dan pohon kelapa yang menjulang tinggi serta tampak beberapa warga masyarakat yang menjemur cengkeh.

Pukul 17.08 WIT akhirnya tiba di Negeri Piliana dan langsung disambut udara sejuk yang sangat kontras dengan panasnya kabupaten Masohi. Negeri Piliana merupakan sebuah desa yang terletak di kaki gunung Binaiya. Tiba di Negeri Piliana, aku langsung menuju rumah bapak Raja. Aku sempat meluangkan waktu untuk menelusuri desa yang masih memegang teguh adat istiadat dan menjaga warisan leluhur. Berdasarkan pengamatanku terkait sarana pendidikan di Negeri Piliana terdapat 1 PAUD dan 1 SD.

Berry sedans di jampi - jampi oleh bapak Raja (dok. consina)

Di Negeri Piliana pendaki harus mengisi buku tamu dan membayar Rp, 200.000/kelompok dan terdapat pula biaya penginapan yakni Rp. 10.000/orang/malam. Banyak yah biaya yang harus dikeluarkan. Sebelum memulai kegiatan pendakian ke Gunung Binaiya, kami harus mengikuti prosesi adat. Setelah makan malam, tepatnya pukul 21.42 WIT acara adat dimulai. Upacara adat pun memerlukan biaya sebesar Rp. 300.000/kelompok. Bapak Raja menyelenggarakan upacara adat.

Ritual adat ini digelar untuk memohon keselamatan dan dimudahkan dalam pendakian. Berdasarkan pengamatanku, upacara adat dimulai dengan bapak Raja membaca mantra-mantra. Jujur saja aku tidak mengetahui mantra apa yang beliau baca. Setelah itu kami dipersilahkan makan pinang, sirih dan kapur. Kemudian ada jampi-jampidi lutut di kepala trus tangan. Setelah melalui prosesi itu kami pun langsung berisitirahat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline