Bangsa Indonesia punya visi yang besar pada perayaan 100 tahun kemerdekaan. Visinya adalah Indonesia 2045: Indonesia yang maju, berdaulat, adil, dan makmur. Visi Indonesia 2045 patut didukung dan diusahakan, meskipun tidak mudah mewujudkannya.
Bisa dikatakan jalan untuk menggapai cita- cita Indonesia 2045 terjal dan penuh onak. Diperlukan daya, dana, dan dukungan yang luar biasa agar visi Indonesia 2045 tidak menjadi ilusi semata.
Di sisi lain, dunia sedang mengalami disrupsi. Sains dan teknologi telah mendisrupsi kehidupan umat manusia.
Perubahan adalah keniscayaan. Kehidupan manusia modern di masa sekarang dengan masa depan akan berbeda. Salah satu teknologi yang mentransformasi tatanan dunia adalah kecerdasan buatan.
Selain memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, kecerdasan buatan juga bisa menimbulkan persoalan yang pelik.
Singularitas teknologi, dimana kecerdasan buatan melampaui kecerdasan manusia, bisa menjadi “ancaman” bagi masa depan umat manusia.
Vernor Vinge pernah menulis, singularitas teknologi adalah masa dimana berakhirnya peradaban manusia.
Kapan singularitas teknologi akan terjadi? Menurut Ray Kurzweil, singularitas teknologi akan terjadi pada tahun 2045.
Ray Kurzweil, bukan hanya dikenal sebagai ilmuwan dan penemu, ia juga punya reputasi selama 30 tahun sebagai futurist dengan tingkat akurasi prediksi lebih dari 80%.
Dengan imajinasi dan pengetahuannya, banyak prediksi Ray Kurzweil menjadi kenyataan. Pada tahun 1997, ketika pecatur dunia, Garry Kasparov, dikalahkan oleh Deep Blue, sebuah komputer yang dilengkapi kecerdasan buatan, telah diprediksi oleh Ray Kurzweil. Meningkatnya penggunaan internet setiap tahun juga telah diperkirakan oleh ilmuwan komputer tersebut.