Kepada
Sang Penangkup Langit
(sebab di atas maupun di bawah-Mu tiada lagi langit)
Ketika jalan yang kutempuh tak lagi lurus dan mulus,
barisan awan gelap menaungi raga letihku,
bisik-bisik angin buat niatanku memupus,
rasa takut dan ragu menyurutkan tekadku,
gurindam sepi tergaung dari celah-celah hati nan tandus
mengantar jiwa yang tertatih berpacu waktu
masih ada secercah harapan dan senyum tulus
menyertai, menguatkan, dan menemani ketiadaanku.