Lihat ke Halaman Asli

Rezky Febriyansyah Haditama

MAHASISWA-MAHASISWA

Melestarikan Tradisi Keagamaan dan Budaya Melalui Kegiatan Robo-robo

Diperbarui: 14 September 2023   20:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pontianak,13 September 2023 Kalimantan Barat membawa kita pada perayaan yang memancarkan keindahan dan makna mendalam setiap tahunnya. Robo-robo, sebuah tradisi sebelum perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, memancarkan cahaya kegembiraan dan rasa takjub di hati masyarakatnya.


Sebagai harta karun sejarah, Robo-robo telah menyambut Pontianak sejak awal tahun 1990-an. Setiap tahun selama bulan suci Safar menurut kalender Islam, kota ini memancarkan pancaran kegembiraan khususnya di daerah Sungai kakap yang menyambut perayaan robo robo dengan meriah.
 
Parade meriah mengelilingi Masjid Agung Mujahidin, memberikan penghormatan kepada para ulama, pelajar, dan seluruh masyarakat. Namun robo-robo mengajarkan kita nilai-nilai kebaikan lebih dari sekedar parade melainkan adanya unsur keagamaan dan kebersamaan didalamnya. 

Kue-kue tradisional seperti ketupat, klepon, gamat, apam, putu mayang, dokok-dokok, lepat ubi dan masih banyak lagi menu lezat lainnya yang disuguhkan kepada setiap orang dan banyaknya kedai - kedai makanan, pakaian thrifting yang menjadi simbol pada setiap adanya acara Robo - Robo khususnya di daerah sungai kakap dari awal jalan sampai ke penghujung jalan. Hakikat robo-robo adalah cinta dan kepedulian terhadap sesama tanpa membedakan suku,ras dan agama.

Setiap tahunnya Robo-robo dihadiri oleh orang kalangan atas seperti walikota dan bupati, yang tidak hanya memberikan dukungan tetapi juga memeriahkan suasana.

Mereka adalah pelopor yang memahami pentingnya melestarikan kekayaan budaya dan tradisi unik kotanya. Namun Robo-robo lebih dari sekedar perayaan keagamaan dan budaya. Saat ini, kegiatan tersebut berperan dalam meningkatkan kesadaran dalam menjaga kelestarian lingkungan. Para masyarakat, khususnya pelajar dan mahasiswa, antusias menghiasi kerajinan rotan yang digunakan untuk mengangkut kue tersebut.

Mereka juga secara sadar membersihkan sisa-sisa sampah saat meninggalkan lokasi. Ini adalah pesan cinta terhadap lingkungan yang mereka bawa dalam setiap langkah mereka. 

Secara keseluruhan, Robo-robo telah memantapkan dirinya sebagai tradisi besar dan sangat dihargai oleh masyarakat Pontianak. 

Dalam ritual tersebut, mereka merayakan hasil perjuangan hidup, mempererat tali gotong royong dan menjaga semangat solidaritas yang menjadikan Kota Pontianak begitu istimewa. Dalam berkah nya Bulan Safar, Robo-robo mempertemukan kita dengan kebersamaan, keindahan dan makna yang melekat dalam lingkungan agama, kebaikan dan cinta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline