Lihat ke Halaman Asli

Rian Juniawan

Universitas Pendidikan Indonesia

Sebongkah Inspirasi dari "Si Binatang Jalang"

Diperbarui: 19 Februari 2020   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Si Binatang Jalang". Mendengar kalimat itu membuat perhatian banyak orang langsung tertuju pada sosok penyair terkenal, siapa lagi kalau bukan Chairil Anwar. Berkat karya nya yang berjudul 'Aku' tersebut, namanya tetap abadi hingga saat ini.

Chairil Anwar lahir di Medan, 26 Juli 1922 dan besar disana sebelum pindah ke Batavia pada tahun 1940. Sosok yang masih mempunyai ikatan keluarga dengan Perdana Menteri Indonesia Pertama, Sutan Sjahrir ini dibesarkan didalam keluarga yang berantakan atau biasa kita sebut dengan broken home.

Semasa kecilnya ia bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS) yang merupakan sekolah dasar (SD) untuk pribumi pada zaman kolonial Belanda lalu melanjutkan pendidikan nya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) namun ia keluar sebelum lulus. Lalu pada usia nya yang ke 19 tahun, ia bersama ibunya pindah ke Batavia dan disana lah ia mulai mengenal dan menggeluti dunia sastra. Walaupun pendidikan nya tidak selesai, ia mampu menguasai Bahasa Inggris, Belanda dan Jerman dan senang membaca karya sastra pengarang Internasional.

Berkat hobi nya tersebut, ia memulai menggeluti dunia sastra dan mewarnai dunia sastra Indonesia. Karya-karya nya yang ia ciptakan tersebut berasal dari luapan emosi nya yang ia tuangkan pada karya sastra berkualitas.

Berkat karya-karya tersebut, ia berhasil menginspirasi para pejuang Indonesia pada masa penjajahan. Ia meninggal di usia muda pada tanggal 28 April 1949 di Jakarta. Walaupun begitu, hingga saat ini karya-karyanya yang berkualitas tersebut masih ada hingga saat ini dan ia pun dinobatkan sebagai Pelopor Angkatan '45 sekaligus sebagai pencipta puisi modern pertama di Indonesia.

Berbagai cobaan kehidupan yang ia hadapi hingga menjadi sosok yang kita kenang sampai saat ini memberikan pelajaran yang dapat kita petik. Bahwasanya walaupun banyak sekali cobaan yang menghadapi kita, tetaplah jangan menyerah, hadapi saja dan jadikan itu sebagai penguat diri kita untuk menjalani kehidupan yang selanjutnya. Dan mengajarkan kita juga untuk jangan takut dalam berkarya. Tidak hanya di bidang sastra, tetapi juga di bidang yang lainnya pun demi memajukan negeri ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline