Lihat ke Halaman Asli

Sajak kepada "Pemerah Sapi"

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pada siapa negeri ini berkaca lagi, saat media menjilati pantat-pantat kotor yang terburai usus-usus babi. sekelibat mata akan dicaci tentang perempuan setengah hati yang sengaja membugilkan diri, dipandang cantik mengisi kampus-kampus metropolis. untuk tidur dikenai wajah rupiah dan segenap kutang dan celana dalam tergantung di kepala, pria bermata lajang punya anak segudang. seperti itu dalam dan demi sesuap penghargaan atas dunia, dicumbu sepisau luka atas nama keadilan. sapi-sapi ditiduri tiap malam hingga pagi, memerah susunya hingga memerah dan terpekik lalu malu sebesar pasak, tiba wajah garda menerobos pintu-pintu terlarang. menganga pula lembar-lembar anak bangsa yang siap menunggu tebasan parang korupsi dan semuanya tetap demi keadilan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline