Lihat ke Halaman Asli

Rian Hadi Saputra

mahasiswa dan pekerja

Mahasiswa KKN UNTAG Surabaya: Mengatasi Permasalahan Genangan Air dan Limbah Organik Berlebih dengan Biopori di Desa Balongdowo

Diperbarui: 5 Juni 2024   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Sosialisasi Biopori KKN SUB Kelompok 13 NR 6 KKN UNTAG Surabaya/dok. pri

Penulis: Rian Hadi Saputra, Mahasiswa Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Elektro, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya

Mahasiswa KKN UNTAG Surabaya: Mengatasi Pemasalahan Genangan Air Dan Limbah Organik Berlebih Dengan Biopori di Desa Balongdowo

Di tengah tantangan lingkungan yang semakin mendesak, langkah konkret untuk menjaga keberlanjutan bumi tidak lagi menjadi pilihan, tetapi suatu keharusan. Dalam konteks ini, peran mahasiswa KKN dari Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dalam program pembuatan biopori untuk resapan air di Desa Balongdowo adalah sebuah cerminan dari semangat kepedulian dan aksi nyata dalam menjaga lingkungan.

Desa Balongdowo, yang sering kali menjadi korban genangan air dan banjir saat musim hujan tiba, menghadapi tantangan serius dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Dalam upaya untuk mengatasi masalah ini, mahasiswa KKN UNTAG Surabaya memilih untuk bertindak dengan membuat lubang-lubang biopori yang bertujuan untuk meningkatkan resapan air di wilayah tersebut.

Pembuatan Lobang Biopori KKN UNTAG SURABAYA/dok. pri

Langkah ini bukanlah sekadar proyek lapangan biasa, tetapi mencerminkan semangat keterlibatan aktif dalam menjaga lingkungan di tingkat lokal. Dengan bekerja bersama dengan warga RT 09 di Desa Balongdowo, mahasiswa tidak hanya memberikan solusi teknis, tetapi juga memperkuat ikatan antara universitas dan komunitas. Mereka tidak hanya memberikan pemahaman akan pentingnya menjaga lingkungan, tetapi juga memberdayakan warga untuk terlibat dalam proses tersebut.

Namun, di balik langkah progresif ini, masih ada tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah memastikan keberlanjutan dari upaya yang telah dilakukan. Pembuatan biopori bukanlah langkah sekali jalan, tetapi membutuhkan pemeliharaan dan monitoring yang berkelanjutan. Dalam hal ini, diperlukan kerjasama yang erat antara mahasiswa dan warga setempat untuk memastikan keberhasilan jangka panjang dari program ini.

Selain itu, langkah ini juga menyoroti pentingnya edukasi lingkungan di tingkat lokal. Melalui program seperti ini, diharapkan akan muncul kesadaran baru akan pentingnya pelestarian lingkungan dan perubahan perilaku yang lebih ramah lingkungan. Inilah yang sebenarnya menjadi fondasi dari perubahan yang berkelanjutan.

Pemasangan Biopori KKN NR 6 UNTAG Surabaya Di Desa Balongdowo /dok. pri

Dalam keseluruhan, partisipasi mahasiswa KKN UNTAG Surabaya dalam program pembuatan biopori untuk resapan air di Desa Balongdowo adalah langkah yang menginspirasi dan bermakna. Mereka tidak hanya menjadi agen perubahan yang nyata, tetapi juga membawa harapan akan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Semangat mereka dalam menjaga lingkungan seharusnya menjadi contoh bagi kita semua untuk ikut berperan aktif dalam menjaga keberlangsungan bumi ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline