Telah kau titipkan secarik kertas yang begitu kamu buka nanti saat menyesali, padahal telah dibuka jauh-jauh hari, isinya tentang sunyi dan cinta yang menelan sakit, lalu untuk apa dibicarakan lagi bunyi yang menjauhi sunyi, sedang kita tahu semua serupa mentari pada malam hari.
"Ini perihal luka yang mencari sakitnya sendiri," katamu
"Lalu untuk apa suara memoar yang melengking itu?" tanyaku
Akhirnya semua menjadi keras, kepala menari diantara lirik-lirik malam hari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI