Lihat ke Halaman Asli

Arie Riandry

Mahasiswa Jurusan Studi Agama Agama

Angka Ibu

Diperbarui: 27 Oktober 2023   05:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : Ilustrasi oleh Kompas.id

Kini ujung pensil telah patah, saat menjumlah angka selain matematika, rumus yang kau berikan dulu tak sebanding dengan jumlah benang kusut di kepalaku, saat tahu dunia ini tak seputih lembaran buku yang dicicil waktu lalu

"Belajarlah menghitung agar mampu mengukur sedalam apa saat khidmat berkabung," katamu, saat berikan angka satu yang berakhir tak tahu

Engkau selalu pastikan setiap yang patah akan diraut perlahan, agar runcing saat menulis takdir yang seringkali garis miring, serupa ujung belati sibuk menusuk tanganku berkali-kali.

Namun, semua tak seperti kerah baju yang kau luruskan waktu lalu, walau kusam tapi setia menyimpan sisa keringat, tinggakan noda yang enggan melupa, memberi tanda ada kehidupan sebelum kehilangan.

Kali ini, aku

ingin memberitahumu, Bu

angka-angka itu

tak lagi padaku

semua telah berjatuhan

di antara aku, waktu

dan kehilangan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline