Lihat ke Halaman Asli

Arie Riandry

Mahasiswa Jurusan Studi Agama Agama

Dunia Kamar

Diperbarui: 30 Desember 2020   07:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : infoyunik.com

Waktu berputar terlalu cepat, tak terasa sudah larut malam saja. Sedang kau masih menjadi sosok yang kucari dalam isi kepala. Tentang apapun itu selagi itu kau, aku akan bahagia meski pergi memang dengan sengaja, meski aku tak kau libatkan dalam skema bahagiamu aku tak apa.

Mungkin kau kira aku masih menghabiskan malam dengan sekumpulan luka dan air mata yang mengikutinya, tidak. Aku bisa menghabiskan malam dengan baik-baik saja tanpa luka yang merayu air mata, kau takkan percaya tapi ini benar adanya.

Tiap bingkai foto masih abadi dalam layar ponsel, aku tak menghapusnya, aku membiarkannya. Karena untuk lupa sesekali aku harus mengingatnya. Menyedihkan tentu saja tidak itu wajar untuk hati yang patah.

Mungkin kau pun berpikir aku akan menghabiskan malamku hanya berdiam diri dalam kamar, ini benar. Kuhabiskan setiap malam hanya untuk bermain kata, menulisnya sebagai awal untuk sebuah kata rela. Tenang saja aku tidak apa-apa.

Aku biarkan pena bercengkrama manja dengan luka yang cipta. Hingga esok pagi tiba, isi kepala kan bertanya "kau itu siapa?" Aku sudah lupa.

Sementara ini biar kunikmati dunia kamarku, menarikan luka pada langit-langitnya dan menjadikan air mata sebagai tinta dalam puisi.

30, Desember 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline