Lihat ke Halaman Asli

Kata Miskin cederai Rakyat yang Punya Semangat Prihatin

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam rubrik bahasa harian Kompas, F. Rahardi bilang “dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata miskin berarti tidak berharta; serba kekurangan (berpenghasilan sangat rendah). Kemiskinan berarti hal miskin; keadaan miskin”. Mutlak bahwa kata ini sangat bertentangan sekali dengan fakta yang sesungguhnya melekat pada pada diri kita sebagai warga negara Indonesia Raya. Tidak pernah berhenti diri ini sebenarnya selalu diingatkan untuk sadar oleh karya besarnya Bapak W.R Supratman yaitu lagu kebangsaan, Indonesia Raya. Seharunya lagu kebangsaan ini bukan hanya sekedar ucap dibibir saja, tapi arti dan maknanya mesti dindepkankan dalam-dalam dengan sepenuh hati dan jiwa. Harus diakui dengan keakuan tanpa perlu diikrarkan bahwa ini Tanah Airku.

Makam Pahlawan adalah bukti nyata yang seolah tidak bisa menyentuh hati .Tidak sadar, adanya selalu menuntun cakrawala kita bahwa bangsa ini benar-benar kaya dengan darah-darah semangat patriotisme, semangat Bhineka Tunggal Ika dan pengorbanan untuk rela mati berdiri dari pada hidup bersujut. Saya setuju kalau Presiden dan semua abdi negara itu mestinya dilantik dimakam pahlawan. Supaya semangat dan pengorbanan mereka bisa bersarang dihati dan jiwa.

Kesepakatan Rapat Setgab yang dipimpin oleh Wakil Presiden untuk menaikan harga BBM, mengusulkan empat kompensasi diantaranya Beras MISKIN dan Bantuan Siswa MISKIN, (www.kompas.com- setgab dukung kenaikan BBM, usulkan empat konpensasi oleh indra akuntono, 05/06/13). Lagi-lagi konpensasi yang disanding dengan kata miskin, seperti Bunga Mawar elok diharap tapi menusuk kalbu. Bukankah UUD’45 bilang bahwa Bumi, Air dan kekayaan Alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Coba amati dan perhatikan dengan jelas, buka lebar-lebar mata, pendengaran dan hati. Pengemis dan pemulung dipinggiran jalan tidak pernah mengiba supaya dicintai oleh negara ini, mereka kuat dalam keprihatinan, tegar dengan menangisi kenyataan dalam hati.

Harusnya rakyat berhak menuntut tiap jengkal tanah airnya, tiap hasil eksplorasi alam, dan sebagainya. E-KTP mestinya bukan sekedar identitas pribadi warga negara. Tapi jadi kartu ATM yang bisa buat gesek duit. Jika terealisasi baru namanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Bukti kebenaran telah diamalkan dengan sebenar-benarnya bahwa Bumi, Air dan Kekayaan Alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara untuk kemamkuran rakyat. Kemakmuran yang tidak mengenal kaya,miskin,malas,semangat,bodoh,pintar,suci,hina,koruptor,pahlawan, preman,prajurit dan sebagainya. Semua duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dalam satu payung hukum negara NKRI yang bersemboyan bhineka tunggal ika.

TUHAN jadikan kami kehendeka-MU, Tanah Air ini yang seperti Surga-MU




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline