Takut, trauma, tak berani,
Menggerogoti sewindu tanpa henti.
Tersiksa-kurekatkan dengan tawa,
Sengsara-kusucikan dengan do'a.
Melihat perempuan kuketakutan.
Gemetar, kumpulan air akan bercucuran.
Memori kelam kembali berputar di kepala,
Takut tiba, trauma membuntutinya.
Hingga waktu tiba di bulan Juni.
Saat hujan kembali mengguyur ranting kering pohon itu,
Aku mulai membuka jalan ke muara rasa,
Mencoba berdamai dengan rasa yang pernah terinjak kaki Gajah sumatra.
Terima kasih, puan yang di sana.
Kau yang membuat hati ini yakin akan ketidakyakinan yang kerap kali gentayangan.
Jas hujan, seblak yang menjelma jadi bakso, hingga kursi sore yang menentramkan jiwa. Ahahaha...
Puan, aku ingin menjadi keramaian dalam heningmu,
Aku ingin menjadi penyebab setiap tawa bahagiamu,
Puan, izinkan aku menikahi kesunyianmu.
Pilot Tutut & Manis Tutut
Dunia Eror, 29 Juni 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H