Lihat ke Halaman Asli

Riandi

Mahasiswa

Puisi: Mengheningkan Rasa

Diperbarui: 29 Juni 2021   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrated by pixabay.com

Takut, trauma, tak berani,
Menggerogoti sewindu tanpa henti.
Tersiksa-kurekatkan dengan tawa,
Sengsara-kusucikan dengan do'a.

Melihat perempuan kuketakutan.
Gemetar, kumpulan air akan bercucuran.
Memori kelam kembali berputar di kepala,
Takut tiba, trauma membuntutinya. 

Hingga waktu tiba di bulan Juni.
Saat hujan kembali mengguyur ranting kering pohon itu,
Aku mulai membuka jalan ke muara rasa,
Mencoba berdamai dengan rasa yang pernah terinjak kaki Gajah sumatra.

Terima kasih, puan yang di sana.
Kau yang membuat hati ini yakin akan ketidakyakinan yang kerap kali gentayangan.
Jas hujan, seblak yang menjelma jadi bakso, hingga kursi sore yang menentramkan jiwa. Ahahaha...

Puan, aku ingin menjadi keramaian dalam heningmu,
Aku ingin menjadi penyebab setiap tawa bahagiamu,
Puan, izinkan aku menikahi kesunyianmu.

Pilot Tutut & Manis Tutut
Dunia Eror, 29 Juni 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline