Lihat ke Halaman Asli

YUSRIANA SIREGAR PAHU

TERVERIFIKASI

GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Bahayakah Sharenting bagi Anak?

Diperbarui: 30 Januari 2025   22:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gambar Anak di Kelas : Foto Dokumen Yusriana

Jejak yang Nyaris Terlupakan

Pagi itu, Fira duduk di teras rumahnya. Ia menatap anaknya, Aira, yang tengah sibuk bermain dengan kucing kesayangannya. Senyum Aira begitu lepas, tak ada beban. Fira pun tersenyum, tetapi dalam hatinya, ia teringat sesuatu---keputusan yang dulu ia ambil dengan penuh pertimbangan.

Lima tahun lalu, saat Aira masih bayi, hampir setiap ibu muda di lingkungannya gemar mengunggah foto anak mereka ke media sosial. Mulai dari momen pertama tersenyum, belajar berjalan, hingga kebiasaan lucu sehari-hari. Fira pun nyaris ikut terbawa arus. Ia ingat betul, jarinya sudah hampir mengetuk tombol "unggah" setelah menulis caption manis tentang Aira. Namun, sesuatu menghentikannya.

Hari itu, ia membaca sebuah berita tentang seorang anak yang fotonya disalahgunakan oleh orang tak dikenal. Lebih dari itu, seorang psikolog berbicara tentang betapa anak-anak seharusnya diberi hak atas privasi mereka sendiri.

Sejak saat itu, Fira memutuskan untuk tidak membagikan kehidupan Aira di media sosial. Bukan berarti ia tidak mendokumentasikan tumbuh kembang anaknya. Sebaliknya, ia menyimpannya dalam album keluarga, mencetaknya menjadi buku kenangan, dan menceritakannya secara langsung kepada keluarga dekat.

Sekarang, di usia tujuh tahun, Aira tumbuh menjadi anak yang percaya diri. Tak ada teman yang mengejeknya karena foto-foto masa kecil yang memalukan. Tak ada jejak digital yang bisa membuatnya merasa tidak nyaman saat besar nanti.

Tiba-tiba, suara Aira membuyarkan lamunan Fira. "Bunda, nanti kalau aku besar, aku boleh pilih sendiri foto yang mau aku unggah, kan?"

Fira tertawa kecil dan mengangguk. "Tentu saja, Nak. Itu hakmu."

Aira tersenyum, lalu kembali bermain. Sementara itu, Fira merasa lega. Ia tahu, keputusannya dulu telah memberikan Aira kebebasan atas identitasnya sendiri---sesuatu yang tak bisa dibeli dengan jumlah like atau komentar di media sosial.***

Lain lagi cerita berikut!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline