Lihat ke Halaman Asli

YUSRIANA SIREGAR PAHU

TERVERIFIKASI

GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Pembelajaran Apa yang Bisa Diambil dari Cerpen Yang Lebih Penting dari Aku

Diperbarui: 3 Desember 2024   21:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi gambar keluarga: Foto by istockphoto.com

Esai: Pembelajaran dari Cerpen "Yang Lebih Penting dari Aku" Karya Farida

Cerpen "Yang Lebih Penting dari Aku" ada di Buku Mata Pelajaran Bahasa Indobesia kita, bukan? Itu lho buku kelas IX SMP/MTs. Cerpen karya Farida ini menceritakan dinamika sebuah keluarga yang berkumpul di rumah sakit saat menunggu kabar keberhasilan operasi seorang anggota keluarga mereka.

Dengan sudut pandang orang pertama, cerita ini menggambarkan konflik emosional yang terjadi di antara keluarga besar mereka, termasuk perdebatan dan hampir terjadinya baku hantam antar saudara sepupu. Biasalah tak semua orang baik.

Ada yang usil, jahil, dan senang melihat saudara susah. Konflik akhirnya mereda ketika mereka menerima kabar baik tentang keberhasilan operasi.

Cerpen ini berfokus pada tema keluarga tentang kebersamaan, pengendalian emosi, dan pentingnya hubungan keluarga di tengah situasi sulit. Dengan latar rumah sakit dan gaya bahasa yang sederhana namun emosional, Farida berhasil menyampaikan pesan moral bahwa hubungan darah dan dukungan keluarga lebih berharga daripada perbedaan sesaat.

Cerpen "Yang Lebih Penting dari Aku" merupakan salah satu karya fiksi yang menggambarkan dinamika keluarga dalam suasana tegang di rumah sakit. Kisah ini dimulai dengan seorang anak laki-laki yang merasa tidak nyaman berada di tempat tersebut.

Situasi semakin memanas saat ia mendengar perdebatan keluarga, namun pada akhirnya semua bersatu dalam kebahagiaan setelah kabar baik mengenai keberhasilan operasi diterima. Cerpen ini menyajikan pelajaran berharga tentang hubungan keluarga, pengendalian emosi, dan pentingnya saling mendukung dalam situasi sulit seperti diulas sebelumnya.

Cerpen ini menggunakan sudut pandang orang pertama. Penulis menempatkan dirinya sebagai tokoh utama cerita dengan menggunakan kata "aku". Hal ini terlihat dalam deskripsi emosional seperti, "Amarah mencengkramku. Aku benar-benar siap meledak."

Sudut pandang ini membawa pembaca lebih dekat dengan konflik batin tokoh utama. Emosi seperti kesal, tegang, dan bahagia tergambar jelas melalui narasi yang lugas. Pembaca pun ikut emosional saat membaca. Apalagi tokoh aku kekinian. Generasi Z  banget dengan kata game dan gedget.

Unsur Intrinsik  dan Ekstrinsik  Cerpen

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline