Lihat ke Halaman Asli

YUSRIANA SIREGAR PAHU

TERVERIFIKASI

GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Qurban dan Masjid Bersejarah Cut Meutia di DKI

Diperbarui: 21 Juni 2023   00:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

content://media/external/downloads/1000027965 Masjid Bersejarah Cut Meutia DKI

Minggu pagi kami sekeluarga menuju Jakarta. Tepatnya mengunjungi si sulung di Depok. Sekalian jalan-jalan menikmati cuti dan mengikuti acara suami di Palembang, masjid Agung  dan di Jakarta, masjid Cut Meutia.

Ternyata masjid itu keduanya merupakan masjid bersejarah yang tercatat di sejarah kita. Masjid Cut Meutia sebagai salah satu masjid yang terletak di Jalan Cut Meutia Nomor 1, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia.

Bangunan masjid adalah salah satu peninggalan sejarah dari zaman penjajahan kolonial Belanda. Memiliki keunikan sendiri dan tak terdapat di masjid-masjid lainnya. Apa saja keunikannya? Salah satu keunikan yang saya lihat, mihrab masjid diletakkan di samping kiri dari saf salat, bukan di tengah masjid seperti lazimnya masjid.

Selain letak mihrab, posisi saf juga  diatur miring miring terhadap bangunan masjidnya sendiri karena bangunan masjid tidak tepat mengarah kiblat sesuai tuntunan.

Saf diatur miring mulai dari saf wanita, tengah, dan saf kanan laki-laki. Dokpri

Jadi ruang masjid dibagi 3. Saf kiri wanita, tengah, dan saf kanan laki-laki. Saat menulis ini saya dan si bungsu di saf kiri, saf tengah sedang menyampaikan ceramah, dan si tengah dan si sulung shalat di saf kanan. Sejumlah jamaah melaksanakan shalat maghrib secara berjamaah.

Konon, bangunan ini difungsikan sebagai kantor pos, kantor Jawatan Kereta Api Belanda, dan kantor Kempetai Angkatan Laut Jepang (1942 - 1945). Ketika Indonesia merdeka, gedung ini pernah dipergunakan sebagai kantor Urusan Perumahan, Kantor Urusan Agama (1964 - 1970).

Hingga pada zaman pemerintahan Gubernur Ali Sadikin barulah bangunan diresmikan sebagai masjid tingkat provinsi dengan surat keputusan nomor SK 5184/1987 tanggal 18 Agustus 1987.

Awal diresmikan, masjid ini bernama Yayasan Masjid Al-Jihad. Kala itu didirikan oleh eksponen '66 seperti Akbar Tanjung dan Fahmi Idris. Pada kurun waktu orde lama, gedung ini juga pernah dijadikan gedung sekretariat MPRS.

Nama Bouwploeg sendiri kini masih tersisa dalam ingatan sebagai nama Pasar Boplo di barat stasiun kereta api Gondangdia. Masjid ini memang berada di dekat stasiun kereta api Gondangdia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline