Lihat ke Halaman Asli

YUSRIANA SIREGAR PAHU

TERVERIFIKASI

GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Surat untuk Kampung Halaman Tercinta

Diperbarui: 30 April 2023   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto by Yusriana

Samber THR, Samber 2023, H-30. Kepada yang tercinta kampung halamanku nun jauh di ujung Sumbar. Surat untukmu, kampungku.

Kampung halamanku, aku tahu kamu masih seperti dulu. Setia menanti kami anak-anakmu berlari ke pangkuan sungai Batang Sontangmu. Mengalir jernih dan tetap segar sebagai tradisi pagi dan sore hari.

Kampung halamanku, sudah 47 tahun aku memijakmu dan menjujung langit birumu. Masih kuingat setiap hari aku menapakimu ke sawah mengantar nasi dan perbukaan Ayah dan Bunda juga para teman marsalapari mereka.

Kekebun bersama nenek dan bou. Memetik kopi dan sesekali memetik cabai rawit nan pedas. Ketika musim jengkol, petai, langsat, dan durian, kau juga kami kepung para cucu dan beratnya beban tak seimbang dengan tubuh kecil kami. Tapi kala itu belum ada motor apalagi mobil. Malah bertelanjang kaki agar hemat sendal.

Memang orang miskin bodoh. Masak lebih sayang pada sendal daripada tapak kaki sendiri. Ya, begitulah dulu karena sendal mahal dan uang pengganti sendal harus direpeti dengan nasihat hemat sendal.

Kampung halamanku, 6 tahun lamanya aku bersekolah di SD-mu. Banyak suka dan duka di sekolah itu. Entah aku yang sombong entah mereka yang tak memahamiku. Pernah suatu kali semua temanku di sekolah itu memusuhiku.

Guruku pun tak tahu atau pura-pura tak tahu. Mungkin karena aku memiliki sikap cueks, mereka mengira aku sok. Padahal aku juga manusia biasa butuh teman dan perhatian. Meski mereka memusuhiku, aku tetap rajin ke sekolah. Aku juga betah di sekolah.

Kampung, Allah itu maha pengasih. Meski aku tak punya teman sebaya lagi di sekolah kala itu tak apa. Aku dapat surprise dari dinas pendidikan. Mereka datang mengantar beratus buku bacaan ke sekolah.

Akupun hanyut membaca. Semua buku aku baca. Maaf bila aku justeru senang dimusuhi karena aku bebas membaca tanpa harus mengikuti ajakan kawan ke sana ke mari. Indah sekali membaca buku-buku itu. Dongeng dari berbagai daerah.

Kelak aku akan mengunjungi daerah itu satu persatu secara gratis. Akan ada yang membawaku menemui mereka seperti aku menemuimu setiap tahun, kampung.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline