Jelang Ramadhan ini, ada namanya balimau. Balimau dalam Islam maksudnya mandi. Mandi dengan mengalirkan air ke seluruh tubuh mulai dari rambut atau kepala hingga ke ujung kaki. Bila diniatkan bersuci maka hukumnya menjadi Sunnah.
Balimau merupakan bahasa daerah Minangkabau, Marpangir bahasa Mandahiling atau Tapanuli Selatan. Kebiasaan ini menguar jelang Ramadhan dan jelang hari Raya Idul Fitri.
Balimau atau Marpangir adalah tradisi mandi dengan menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau dan masyarakat Madahiling yang tinggal di Sumatera Barat.
Biasanya dilakukan di batang air tapi sekarang berkembang pada kawasan tertentu yang memiliki aliran sungai dan tempat pemandian. Kebiasaan ini diwariskan secara turun temurun. Bahkan tradisi ini dipercaya telah berlangsung selama berabad-abad. Wikipedia.
Jeruk nipis sebagai bahan dasar balimau atau marpangir biasanya dilengkapi pula dengan irisan-irisan daun tapak leman, daun pandan, dan bunga.
Latar belakang balimau/marpangir pada dasarnya kegiatan membersihkan diri secara lahir dan batin sebelum memasuki bulan suci Ramadan, sesuai dengan ajaran agama Islam, menyucikan diri sebelum menjalankan ibadah puasa.
Secara lahir, menyucikan diri dengan mandi yang bersih. Dahulu tak semua orang bisa mandi dengan bersih. Pada saat itu, tak ada sabun, wilayah ada yang kekurangan air, atau bahkan karena sibuk bekerja maupun sebab yang lain mereka tak mandi dengan sempurna. Tapi ala kadar saja.
Pengganti sabun di beberapa wilayah di Minangkabau/Mandahiling perantau adalah limau (jeruk nipis), karena sifatnya yang melarutkan minyak atau keringat di badan.
Selain jeruk nipis seperti saya sebut di atas, kami menyiapkan bahan balimau dan marpangir sebagai bahan utama, daun pandan, bunga kenanga, dan akar tanaman gambelu.