Lihat ke Halaman Asli

YUSRIANA SIREGAR PAHU

TERVERIFIKASI

GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Gombalan Pelatih Keprotokoleran Gubernur, Membuat Raib 8 Juta Rupiah

Diperbarui: 12 Februari 2023   17:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngapusiwae.blogspot.com

Bermula dari acara perpisahan kelas 9 di sekolah. Hadir saat itu walikota, kemenag, dan sejumlah undangan lainnya. Seorang perwakilan guru pun tampil ke depan memberi sepatah kata perpisahan. Ternyata ia menghilangkan konsep susunan penghormatan yang kuberikan.

Penghormatan dimulai dari jabatan tertinggi ke jabatan terendah. Karena konsep hilang, guru ini pun semaunya mengucap penghormatan. 

Selain itu, acara perpisahan namanya. Bukan berarti bertangis-tangisan. Kepala kemenag saat itu tak menyukai susunan acara saya. "Masak, sudah menangis (sambutan) lalu menari. Sudah menangis, (sambutan), lalu bernyanyi."

Begitulah komen beliau ketika itu. Padahal di mana saja acara perpisahan agar tak mknoton ya begitu diselang seling. Namun selera beliau ternyata berbeda. Akibat dua hal di atas, seminggu kemudian, saya dan rekan saya dipanggil ke kemenag. Bukan untuk dimarahi sih.

Tapi kami diikutkan dalam kepelatihsn MC atau tepatnya latihan keprotokoleran. Semua sekolah diikutkan. Masing-masing sekolah mengirimkan dua utusan. Kamipun bersyukur mengikuti latihan ini. Apalagi pelatihnya langsung penanggung jawab keprotokoleran Gubernuran.

Saya dan seorang Bapak bernama M.Noor terpilih sebagai protokol terbaik dari segi suara. Kami berdua pun memandu setiap lakonan acara yang disuguhkan dengan lancar. Selama 2 hari, ilmu keprotokoleran kami bertambah.

Ada dua pesan yang saya ingat sampai sekarang, pertama, susunan acara sodorkan dulu kepada pejabat, melalui kepala sekolah, apakah acara resmi dan semi resmi diselang seling atau dipisah. Sebab, si pejabat kadang ingin cepat pergi karena masih ada acara lain.

Kedua, kata-kata penghormatan tak boleh salah urutannya. Bisa pindah tugas bila kita salah menyusun urutan penghormatan dan sambutan. Persis seperti dugaan saya, pelatihan ini didesak karena rekan saya yang salah saat memberi penghormatan.

Dua hari usai sudah pelatihan yang manis itu. Ketika di hari ketiga saya mengajar, saya mendapat pesan WhatsApp dari si protokoler gubernur."Bu, Yus. Minggu hadir ya di BLK Padang Panjang. Ada kejutan." Begitu isi pesan beliau.

Teman saya dari sekolah lain pun mengirim pesan sama. "Kak Yus, Bu Ina mengundang kita Minggu ke BLK. Kak dapat undangan tidak?" Tanyanya. Saya jawab dapat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline