Pram kesal. Hari ini ia rasa hari terburuk dalam hidupnya. Mengapa tidak. Ia sudah mengikat janji dengan Tinuk anak juragan bengkel di kampungnya. Ia ingin Tinuk yang menjadi istrinya. Tinuk mirip Ayunda mantan masa kecilnya. Meskipun tidak sedetil Ayunda kemiripannya.
Ya, Pram belum bisa melupakan mantannnya Ayunda, meski gadis itu sudah terbang jauh bersama cita-citanya untuk menjadi sarjana. Ayunda sudah melangkah ke puncak perjalanan masa depannya. Satu tangga lagi, tepatnya tahun ini, ia akan wisuda. Praktik lapangan sudah dan tinggal skripsi.
Semua mata kuliahnya sudah bernilai A. Sebetulnya ia bisa tamat, 3 tahun. Hanya saja, peraturan kampus tak mengizinkan mahasiswa wisuda 6 semester, harus 8 semester. Ia memang pintar. Meskipun dari desa, ia tak kalah dari teman-temannya.
Ia giat ke perpustakakaan dan rajin meringkas buku. Cita-citanya ingin mengambil S2 ke UGM karena ia ingin menjadi dosen, seperti dosennya yang rata-rata lulusan S2 dari sana. Oleh karena itulah, jarak yang terbentang antara Pram dan Ayunda makin lebar.
Ibarat dipisah samudera yang luas. Pram tak punya kapal untuk mengarungi samudera itu. Ia hanya memiliki perahu kecil. Tak mungkin perahu itu dibawa mengarungi lautan luas itu. Ia akan dihempas badai. Perahunya akan pecah dihantam karang cadas.
Pram hanya pengusaha kecil lulusan SD sedang Ayunda anak kuliahan. Mami kos Ayunda saja menentangnya datang berkunjung sejak tahu ia tak kuliah, hanya lulusan SD. Apalagi kedua orang tua Ayunda.
Bisa lenyap ia dari muka bumi ini bila terus berani berjuang meraih cinta Ayunnda. Mamaknya (saudara laki-laki ibunya) sangatlah tegas. Ayah Ayunda bukanlah lawan Pram dan keluarganya.
Beliau sangat disegani di kampung mereka. Mamaknya itu, pernah diam-diam memanggil Pram di sawah. Mamaknya kala itu berpesan, tepatnya melarang secara halus, "Pram, Mamak tak melarang kamu mendekati Ayunda. Bahkan kamu boleh menikah dengannya asal kamu kembali sekolah." Tantangnya beliau.
"Kemana kamu ingin sekolah? Mamak antar." Itu kata beliau kala itu.
Pram hanya bisa diam. Pram tak ingin sekolah. Pram sudah terinspirasi kepada bosnya yang di Sidempuan. Taher. Koh Taher cuma tamat SD tapi bisa menjadi pengusaha besar. Itulah yang ditiru Pram.