Dibesarkan oleh Orangtua yang Suka Mengkritik, Salah Satunya Menuntut Perfeksionis, Apakah Akibatnya?
Saya masih ingat, ketika saya SMP. Saya berjalan terburu-buru. Ini akibat sekolah saya dari rumah kos lumayan jauh. Usia anak SMP pun sering telat ke sekolah.
Nah, saat saya pulang ke kampung, cara berjalan ini pun terbawa-bawa. Lalu saya dikritik ayah, "Mengapa berjalan seperti itu?" Sejak itu, saya tak percaya diri jalan cepat. Hingga kini saya tak bisa jalan cepat lagi.
Begitu juga bermain. Sejak kecil, saya tak dibiarkan bermain dengan teman sebaya. Ayah takut saya terpengaruh teman. Pacaran lalu menikah muda akibatnya saya kurang suka berteman hingga saat ini.
Demikian dahsyat pengaruh kritik orang tua kepada anak. Tentu semua anak berharap memiliki orangtua yang menyayangi dengan apa adanya. Namun, seperti kasus di atas, ada beberapa orangtua cenderung memberikan kritik kepada anaknya.
Orangtua pun tentu dengan niat yang baik memberikan kritik itu. Tapi, kadang anak menilai kritik itu berlebihan. Apalagi bila sampai memakai kekerasan emosional. Anak bisa takut dan drop.
Orangtua yang suka mengkritik dapat memengaruhi kepribadian anak. Cara anak melihat diri sendiri bisa negatif. Orangtua yang terlalu suka mengkritik akan membuat anak berkepribadian labil. Suka merasa bersalah dan tak percaya diri. Anak akan menunjukkan tanda-tanda berikut ini.
Sering merasa bersalah
Anak yang dibesarkan oleh orangtua yang suka mengkritik, akan memiliki insting utama merasa bersalah. Rasa bersalah merupakan emosi pilihan yang sulit untuk dihilangkan anak. Perasaan ini bahkan menghantui anak setiap saat.
Cara menghilangkan rasa bersalah