Lihat ke Halaman Asli

YUSRIANA SIREGAR PAHU

TERVERIFIKASI

GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Bagaimana Sikap Kita Kepada Tetangga?

Diperbarui: 18 Januari 2023   11:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

Tetangga sangatlah penting buat kita. Apapun yang kita butuhkan dan apa saja kejadian yang menimpa kita, tetanggalah yang pertama akan tahu.

Mereka tanpa pamrih menolong kita. Meski kita membangunkan mereka di tengah malam buta. Mereka akan bangun dan dengan ramah menolong kita. Sambil bertanya, " Ada apa Uni?" (Uni: kakak) "Ada apa Bu Yus?"

Demikianlah keramahan tetangga. Sedang orang tua, mertua, saudara, dan family jauh di kampung sana dengan jarak tempuh 4-5 jam perjalanan.

Anda sopan kami pun segan. Anda jual saya beli. Budi baik dikenang jua. Kira-kira itulah sebagian dari petuah orang tua-tua agar kita bisa berinteraksi dengan tepat guna di lingkungan bertetangga.

Jika kita sopan, tetanggapun sopan. Bila kita memberi tetangga pun balas memberi. Budi baik mereka dan budi baik kita pun akan tetap mereka dan kita kenang. Duh, nikmatnya hidup bertetangga.

Saya masih ingat tetangga di depan rumah saya pingsan. Tiba-tiba putri beliau menjerit datang ke rumah. "Ante! Ante! Tolong mama Putri Ante. Mama pingsan." Tangisnya.

Duh,  sayapun turut menangis. Benar saja mamanya pingsan di samping rumah. Anak-anak sudah menangis. Sayapun dan suami beliau mengangkat uni itu ke kamar. Saking sibuk memeluk dan mendiamkan anak-anak saya tak tahu apa yang dilakukan si suami kepada istrinya yang pingsan.

Ternyata si uni sudah sadar. Matanya sayu dan wajahnya pucat. " Makasi Yus," katanya berusaha tersenyum.

Demikian juga ketika Ibu saya sakit, tetangga meminjamkan mobilnya untuk membawa Ibu ke rumah sakit. Waktu itu suami saya sedang dinas luar sehingga tak bisa membawa mertuanya ke rumah sakit. Mereka menunggui di lobi rumah sakit hingga masuk ruang rawat inap.

Begitu juga tiap awal bulan, kami dan tetangga berkumpul untuk arisan. Menvunjungi yang sakit, melahirkan atau kemalangan. Kompak sekali. Di arisan ini kita saling tukar pikiran. Tak ada gunjing-gunjingan.

Apakah semua anggota atau tetangga hadir? Taklah. Samalah seperti di sekolahan. Di RT atau kompleks, tentu ada juga warga yang bandel. Tak mau mengikuti pertemuan RT atau arisan. Apa alasan mereka tak hadir? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline