"Dalam budaya Barat, mengacungkan jari tengah (juga disebut fack atau flipping someone off dalam bahasa Inggris) adalah sebuah gestur tak senonoh."
Itulah makna atau arti jika anak atau murid kita meniru simbol memeragakan jari tengah. Kebiasaan ini sedang menjamur pada generasi Z dan Alpha. Sayangnya, mereka tak tahu arti simbol ini.
Cukup jelas bukan bahwa arti simbol jari itu di budaya barat sangat kasar. Berarti anak bercarut dalam bahasa Minang dan berkata kotor dalam bahasa Indonesia.
Ayah ibu harus mewaspadai anak-anak saat berkomunikasi bahwa mengeluarkan jari tengah tidak boleh. Tidak sopan dan melanggar norma. Apalagi jika simbol itu diperlihatkan kepada guru perempuan oleh siswa laki-laki.
Fenomena simbol jari tengah ini sungguh menggugah saya. Miris. Manakala kemarin, 25 November 2022 selaku hari guru dinodai oleh beberapa siswa yang memeragakan jari tengahnya kepada anak kelas saya yang sedang berfoto bersama.
Mungkin mereka latah atau ikut-ikutan trend tanpa mencari makna simbol-simbol jari tersebut. Okelah kita maafkan dan diberi penjelasan. Bahwa kode dan simbol itu tak senonoh.
Demikian juga saat seorang teman guru duduk di depan sebuah kelas. Tiba-tiba salah seorang anak dari dalam kelas memeragakan pula jari tengahnya. Anak tersebutpun sudah diusut, dipanggil, dan dinasihati.
Dari kasus di atas, ternyata mereka memang tak tahu arti kode yang mereka peragakan. Lain lubuk lain ikannya, lain orang lain pula isi hatinya. Apakah mereka sudah jujur tak tahu arti kode jari tengah itu? Entahlah.
Kepala sama hitam tapi isi hati dan pikiran tentulah tidak sama bukan? Semoga dengan tulisan ini banyak mam, umi, ibu, kakak , adik, om, dan tante berkenan menasihati generasi kita bahwa memeragakan kode jari tengah itu salah di Barat (luar negeri) maupun di Timur (Indonesia).
Isyarat itu untuk menyampaikan pesan menghina dalam tingkat menengah hingga ekstrim, dan sepadan dengan ungkapan "fuck me", "fuck you", "shove it up your ass/arse", "up yours" atau "go fuck yourself".