Lihat ke Halaman Asli

YUSRIANA SIREGAR PAHU

TERVERIFIKASI

GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Kaidah Berbahasa Kini Memudahkan Bloger?

Diperbarui: 5 November 2022   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi Blog. (sumber: Thinkstock via kompas.com)

Jelas Kaidah berbahasa Kini Praktis untuk kita Bloger karena Balai Bahasa sudah adaftif dengan melakukan pemutakhiran kata pada KBBI. Tak bisa dipungkiri kadang kita membutuhkan kata-kata gaul di kalangan remaja.

Istilah baper, lemot, lebay misalnya. Ketiga kata tersebut hadir dalam perbincangan sehari-hari anak-anak muda kita. Dikenal sebagai bahasa gaul. Pada tahun ini ketiganya telah masuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Wow keren dong.

Anak-anak muda memang seringkali membuat sebuah istilah baru. Ini akibat kebiasaan mereka dalam perpesanan yang simpel dan singkat.

Awalnya sih, terkesan aneh dalam percakapan sehari-hari kita. Kata-kata itu sebelumnya tidak ada di kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata itu ternyata muncul dari kamus bahasa generasi milenialkah atau generasi Z?

Istilah baper yang diciptakan oleh anak muda itu berasal dari dua kata yang digabungkan. Bawa Perasaan ( jadi baper). Begitupun mager singkatan dari malas gerak. Istilah ini ditujukan pada seseorang yang sedang malas bergerak atau beraktivitas.

Begitu juga gabut, disingkat dari kata gaji buta. Sebenarnya, istilah ini ditujukan untuk seorang pegawai yang tidak melakukan pekerjaan apapun tapi masih tetap menerima gaji.

Baper sebagai kependekan dari “Bawa Perasaan”. Namun, istilah baper ini tidak selalu soal perasaan cinta atau asmara. Tetapi juga bisa digunakan pada seseorang yang memiliki sifat sensitif dan sering menggunakan emosinya untuk menanggapi peristiwa apapun dan juga objek lain.

Ketika merasa sedih hingga meneteskan air mata saat melihat seorang anak jalanan yang sedang menjaga adiknya yang masih kecil. Tanpa tengadah tangan dan hanya diam membisu.

Itu artinya, kita menggunakan perasaan dan emosi dalam menanggapi dan merespon peristiwa yang baru saja dilihat. Diberi istilah Baper

Tak hanya itu, selepas diluncurkannya EYD Edisi V, kita masyarakat Indonesia perlu kembali mengecek apakah kaidah bahasa yang digunakan sudah sesuai dengan versi terbaru. Seperti ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline