Anak saya si sulung ketika berumur jelang 2 tahun sudah hafal nama-nama pesawat, kode dan merk pesawat, rute pesawat, dan judul-judul besar surat kabar.
Kemampuan itu tak disengaja. Kebetulan saja saya mengajar dari pagi hingga sore. Si sulung lebih sering bersama ayahnya di rumah. Ayah seorang wartawan surat kabar. Setiap hari si ayah membaca koran dan si sulungpun meniru kegiatan si ayah.
Saya pun termasuk ibu yang malas beres-beres rumah. Pulang sekolah udah lelah. Maklum sebagai guru berangkat dari rumah pukul 06.30 dan kembali ke rumah 16.30. Sampai di rumah memasak dan mencuci.
Jadilah tiap hari si kecil berkutat dengan koran dan buku bacaan. Biasanya sekali sebulan saya juga beli majalah bekas anak-anak. Kebetulan di Padang Panjang ada toko spesial menjual majalah anak yang bekas. Tentu membeli majalah baru bukan pilihan karena keterbatasan uang sebagai guru honorer.
Sejak dini si sulung sudah akrab dengan buku, majalah, dan koran. Saya pun rajin menyanyikan lagu anak abcdefghijk.....i en i ni ini. I bu ibu b u d i budi. Dibaca ini ibu budi.
Sering bernyanyi bersama akhirnya ia pun hafal hurug dengan cepat. Ditambah dia memang berminat membaca sepertinya. Beda dengan anak nomor dua. Ia lebih suka mobil-mobilan truk dan diisi pasir. Sambil ia bermain pasir, saya pun menerapkan lagu yang sama dengan si sulung.
Hasilnya, anak nomor dua, di usia 3 tahun baru mengenal huruf. Ia lebih suka berhitung daripada membaca dan menulis. Jujur, lebih enak mengajar si sulung daripada si nomor dua. Si sulung diberi bacaan langsung merespon sedang nomor dua hanya diam.
Dari segi karakter pun anak yang suka membaca lebih komunikatif dan bisa tertawa lepas sedang anak kurang membaca cendrung pendiam, introvert, dan kurang komunikatif. Malah suka berpikiran sempit.
Nah Anda pilih mana? Anak suka membaca atau kurang suka membaca? Lalu bagaimana menyiasati agar anak suka membaca? 3 kebiasaan membaca dari rumah ini patut Anda coba.
1. Membangun kebiasaan membaca buku di rumah.