Lihat ke Halaman Asli

YUSRIANA SIREGAR PAHU

TERVERIFIKASI

GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Tartil Mengangkat Harga Diri

Diperbarui: 12 September 2022   18:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto ilustrasi: sindonews

Kenapa bukan aku??

Begitu pertanyaanku setiap ada yang diutus pergi lomba tartil. Untuk tunjuk tangan aku malu.*

Di suatu pagi, tanggal 11 Januari 2000 lahirlah seorang gadis lucu bernama Syaila. Gadis ini lahir dari keluarga sederhana dibesarkan dengan penuh kasih sayang. Selama ia di besarkan, tidak pernah sama sekali mengalami kesulitan.

Akan tetapi, ketika ia berumur 15 tahun, ia mendapat hinaan yang begitu jelek dari gurunya. "Mengapa harus dia??" Cemburu dalam hati. Syaila tidak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini selama dia hidup.

Karena kecemburuan yang sangat besar pada Dinda, membuat Syaila iri dan sangat marah kepadanya. Dinda, dia adalah gadis seumuran dengan Syaila. Dinda memiliki banyak kelebihan daripada Syaila.

Tapi Dinda juga memiliki sisi buruk nya. Dinda memang pintar, tapi tidak rendah hati. Dia merasa dirinya lah yamg paling hebat dibanding dengan yang lainnya.

Suatu hari, diumumkanlah sebuah lomba keagamaan di sekolah. Dinda selalu jadi pilihan para guru, sedangkan Syaila tidak.

"Dinda kamu besok ikut lomba ya,"  ujar ibu guru di pembicaraan antara mereka bertiga.

"Maaf Bu, Dinda besok ga bisa karena ada acara di rumah". Sontak Syaila pun lega dan ia pasti akan dipilih untuk lomba itu. "Kalau bisa ikut aja besok ya, ga ada yang bisa dipilih selain dari kamu untuk lomba ini".  

"Whattt?? IBUK AKU JUGA BISA LO", KENAPA BUKAN AKU AJA?", Syaila bergumam dalam hati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline