Demam Berujung Masuk Rumah Sakit
Angin pagi yang sejuk berdesir pelan dibalik pepohonan. Seorang gadis belia membuka jendela kamarnya, membiarkan udara pagi memenuhi ruangan yang sederhana. Sinar mentari menyingsing dibalik bukit. Laila Syawal, seorang anak jolong gadang yang ceria, siap menjalani hari di sekolahnya seperti biasa.
Beo ayahnya pun seperti biasa menyambut. "Bangun... bangun...bangun!"
Cuma itu hafalanmu beo gagah, bisik Laila.
Setelah membereskan beberapa hal di tasnya, Laila sudah siap untuk berangkat. Tak lupa pula Ia menyalami kedua orangtua yang disayanginya. Tetapi jujur saja, hari ini Laila merasa tak enak badan, badannya agak memanas, tapi tak Ia hiraukan.
Setelah berpamitan, Laila lalu berjalan menyusuri trotoar yang landai. Sekolah Laila sendiri berdekatan dengan rumahnya. Tak genap 10 menit, Ia sudah sampai di kelasnya yang luas. Ruangan berwarna tosca dengan hiasan gambar pahlawan kemerdekaan di dinding-dindingnya.
Laila selalu senang bermain dengan teman-temannya, terlebih dengan sahabat karibnya, Bezza dan Yana. Hari ini mereka sudah berjanji untuk belajar bersama sebelum bel masuk berbunyi. Hari ini ada ulangan agama, mereka akan kembali mengulang pelajaran sebelum ulangannya diadakan.
"Pagi Yana! Pagi Bezza!" sapa Laila sambil melambaikan tangannya, sedang tangan yang lain mengenggam buku catatan. Yana dan Bezza membalas sapaan Laila dengan tak kalah riang. Setelah bercerita sedikit mengenai kegiatan mereka di hari Minggu, mereka pun mulai belajar.
Alih-alih fokus menggaris kata kunci di buku catatan, Laila malah merasa pusing. Dengan diam Ia mencoba menempelkan telapak tangannya ke dahi, panas. Tapi tak Ia hiraukan rasa panas itu. Cuma ga enak badan sedikit kok, masih bisa belajar, pikirnya.
Bel berbunyi dengan nyaring. Semua anak yang bermain di lapangan, bergegas memasuki kelas masing-masing. Tak lama kemudian pelajaran pertama dimulai. Selama pelajaran berlangsung, Laila merasa betul-betul tak enak badan. Bisa saja dia melapor pada guru dan beristirahat di pojokan kelas yang dialasi tikar dan bantal, tapi Laila sendiri mencoba untuk menahannya.
Waktu terus berlalu, beberapa jam pelajaran juga sudah selesai. Dan sekarang adalah waktunya istirahat. Seperti biasa, tiga sahabat itu mulai menuruni tangga untuk menuju ke kantin. Yana dan Bezza sudah mengambil beberapa camilan, sedangkan Laila masih berdiam di pintu masuk kantin.