Lihat ke Halaman Asli

YUSRIANA SIREGAR PAHU

TERVERIFIKASI

GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Menulis Surat sebagai Sanksi Tak Menuntaskan Tugas di Rumah

Diperbarui: 2 September 2022   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis Surat sebagai Sanks | Sumber: Republika

"Oke, tugas kita kemarin gantung belum selesai. Ananda Ibuk suruh melanjutkan di rumah. Ananda bisa pula berimprovisasi membuat laporan itu dengan melihat contoh-contoh yang ada di google." Begitulah apersepsi Bu Rinda pagi ini.

Perlahan siswa di kelas itu maju satu per satu ke depan. Mereka membuka dan membawa tugas laporan mereka. Bu Rinda menghitung kertas yang diserahkan Anak. Tak lupa ia memberi senyum dan ucapan terima kasih kepada siswanya yang menyerahkan tugas itu.

"Oke, sayang. Baru 30 orang. Kita kemarin hadir 33 orang. Hari ini hadir .... oke silakan duduk di kursi masing-masing. Ibu absen dulu. " Bu Rinda melayangkan pandangan. Berhitung. Ternyata, siswanya hadir 32 orang.

"Siapa tak hadir, Nak. Ibu tak melihat Syifa Sabila. Ada yang tahu kabarnya?" Bu Rinda lagi melayangkan pandang. Semua menggeleng.

"Assalamu alaikum."

Semua mata beralih ke pintu. Ada Pak Satpam di sana sedang setengah senyum.

"Waalaikumussalam. Koor siswa dan Bu Rinda menjawab.

"Bu, ada surat izin anak." Beliau menyodorkan amplop itu kepada Bu Rinda.

"Oke, Pak Budi. Makasi ya." Terima Bu Rinda akan surat itu.  Setelah si satpam sekolah pergi, ia membuka surat itu.

Ternyata Syifa Sabila sakit. Bu Rinda pun mengisi absen anak dengan tanda titik untuk anak yang hadir. S untuk yang sakit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline