Lihat ke Halaman Asli

YUSRIANA SIREGAR PAHU

TERVERIFIKASI

GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Si Hernep Dipanggil Kepala

Diperbarui: 1 September 2022   00:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto petai enak:Tribunpekanbaru.com

Hernep seorang ASN di sebuah sekolah besar dan unggul. Tiap hari sekolah itu dihadiri lebih kurang 100 guru. Mereka memakai sistem full day. Dengan ciri khas guru dan siswa berjamaah di Masjid sekolah pada waktu dzuhur dan Ashar.

Hari ini Hernep berjalan gontai menuju ruang si bos yang bersih lagi wangi banget. Ia disuruh ke ruang kepala karena tercatat 2 hari keluar pada saat dzuhur. Hernep sudah bisa merasakan panggilan ini. Maka ia membawa kresek ukuran menengah menuju ruang kepala. Penasaran apa isi kresek itu?

Yuk ikuti Hernep ke ruang si Bos.

"Nep, kamu dua hari tercatat keluar dari lingkungan sekolah. Ada apa?" Tanya beliau. Hernep pun membuka WA nya dan memberikan kepada si bos. 

"Silakan dibuka dan dibaca bosq inilah penyebab saya cabut di jam shalat." Si bosque pun mulai membaca sambil tersenyum diiikiiit. Inilah kisah Hernep Dipanggil kepala.

Suatu hari Hernep mendapat kunjungan dari mamaknya. Kangen cucu katanya. Datanglah mamak si Hernep dari  Siadapian. Mamaknya membawa hasil bumi yang banyak. 1 karung beras. 1 Asoy hitam jengkol, 1 asoy biru petai, 1 dandang rendang ayam kampung, 1 kg teri putih siloboga.

Di Bukittangga mamaknya membeli pula beragam kerupuk kesukaan menantunya. Dari sekian banyak oleh-oleh itu Hernep paling doyan petai gatok alias petai lalap. Jika melihat petai mentah, Hernep akan lupa diri,  dan langsung makan.

Demikian juga ketika mamaknya datang, Hernep langsung disodori maknya asoy biru besar berisi petai, "Nep, ini petai makanan kesukaanmu. Makanlah."

Hernep menyambut asoy di tangan maknya dengan riang. Ia pun memeluk asoy itu. Wangi petai segar langsung menyapa hidungnya. Menjalarlah wangi itu ke tenggorokannya hingga ke perut. Tanpa sadar, ia melirik jam di dinding. Sudah pukul 12.10. 

"Wah, pantesan menggoda banget wangi petainya, Mak. Udah hampir jam makan siang. Aku makan dulu ya, Mak."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline