Ada yang mengherankanku di setiap jelang pemilu Bapak muncul sebagai sosok penguat pemilu namun lenyap setelah pemilu selesai mengapa demikian?
Ada yang mengherankanku di setiap jelang pemilu Bapak menerima mereka yang katanya untuk membakar semangat kader Bapak , mengapa jelang pemilu.
Ada pesan Bapak agar kadermu selalu berpihak pada rakyat yang hanya Bapak bakar semangatnya ketika jelang pemilu saja Bapak bakar dan mengapa hilang usai pemilu?
Ada pesan Bapak untuk loyal dan bekerja keras untuk membesarkan partai demi memperjuangkan kepentingan rakyat tetapi mengapa restorasi partai dan kader Bapak hanya ada jelang pemilu?
Ada yang mengherankanku mengapa figur dinamis Bapak, power kuat Bapak, dan kharismatik Bapak hanya membayangi calon presiden jelang pemilu?
Setelah calon yang Bapak golkan tersenyum tak pernah Bapak evaluasi apakah mereka berpihak kepada rakyat yang menjerit atas naiknya BBM, ojol, dan sembako atau keherananku ini benar bahwa Bapak hanya sebatas penggol?
Siapa yang bisa memberi jawaban atas keheranan ini di setiap jelang pemilu Bapak menatap calon Bapak dengan simpati yang tak terlihat kepada calon yang lain?
Inilah jawaban koalisi yang membuatku heran akan kehadiran Bapak di jelang pemilu dan hilang sesudah pemilu dan jangan marah bila aku menulis keheranan ini karena memang aku heran dan mencari Bapak usai pemilu.
Ya aku memang heran mengapa ketika tabuh demokrasi dan pesta rakyat bernama pemilu Bapak hadir dan lalu pergi meninggalkan pesta tanpa menatap dan memesan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H